Quantcast
Channel: Dinaviriya
Viewing all 269 articles
Browse latest View live

Asal Usul dan Cerita Legenda Festival Zhong Qiu

$
0
0

Hari Raya Zhong Qiu (Festival Kue Bulan)Festival Zhong Qiu (Zhong Qiu Jie [中秋节]) atau sering dipanggil dengan sebutan Festival Kue Bulan di Indonesia adalah salah satu Hari Raya penting dalam Tradisi Tionghoa yang jatuh pada setiap bulan 8 tanggal 15 penanggalan Kalender Imlek. Festival Zhong Qiu ini bermula dari tradisi para Raja China pada zaman dulu yang melakukan Ritual Sembahyang Matahari pada musim semi dan Ritual Sembahyang Bulan pada musim Gugur. Hal ini tercatat di buku Zaman Dinasti Zhou yang berjudul “Zhou Li [周礼]” atau “Tata Krama Zhou”. Kemudian Tradisi tersebut ditiru oleh Masyarakat saat itu dan berkembang menjadi suatu Hari Raya Penting dan meriah dalam Masyarakat China. Dalam Bahasa Inggris, Festival Zhong Qiu disebut dengan Mid Autumn Festival.

Cerita ataupun legenda mengenai Festival Zhong Qiu banyak sekali, diantaranya terdapat 3 Cerita dan legenda yang paling umum yaitu legenda mengenai Chang’e [嫦娥] menjadi Dewi Bulan, Wu Gang [吴刚] menebang pohon Osmenthus (Pohon Gui Hua), dan Zhu Yuan Zhang [朱元璋] melawan Dinasti Yuan.

 

Legenda Festival Zhong Qiu – Chang’e menjadi Dewi Bulan

Konon, Pada Zaman dahulu kala terdapat 10 Matahari yang menyinari Bumi ini dan menyebabkan kepanasan yang luar biasa. Seorang Pemuda bernama Hou Yi [后羿] yang mempunyai tenaga luar biasa kemudian mendaki ke Gunung Kunlun dan memanah jatuh 9 Matahari. Hou Yi menyisakan 1 Matahari dan memerintah kepada satu-satunya Matahari ini untuk mengikuti waktu terbit dan terbenam secara teratur.

Karena jasanya, Hou Yi menjadi Pahlawan Rakyat dan sangat dihormati oleh Rakyat pada saat itu. Hou Yi kemudian menikah dengan seorang gadis yang cantik bernama Chang’e. Setiap harinya, Hou Yi mengajari orang berburu dan menemani Istrinya yang tercinta.

Banyak yang kagum akan kehebatan Hou Yi dalam memanah, sehingga orang-orang yang ingin belajar Teknik memanah berdatangan menjadi murid Hou Yi. Diantara mereka adalah orang-orang yang serius ingin belajar, ada yang hanya sekedar kagum kepadanya, ada juga terdapat orang-orang yang bermoral rendah didalamnya.

Suatu hari, Hou Yi pergi ke gunung Kun Lun untuk belajar “Tao” dan kebetulan bertemu dengan Permaisuri Kaisar Langit “Wang Mu Niang Niang [王母娘娘]”. Atas permintaan Hou Yi, Wang Mu Niang-Niang kemudian memberikan obat “Hidup Abadi” kepadanya. Siapapun yang meminum obat tersebut akan dapat langsung terbang ke langit dan menjadi Dewa/Dewi. Karena rasa cintanya terhadap Chang’e, Hou Yi menunda niatnya untuk menjadi Dewa. Obat tersebut dititipkannya ke Chang’e. Salah satu murid Hou Yi yang bermoral rendah bernama Peng Meng [蓬蒙] mengetahui adanya obat tersebut, dia pun ingin menjadi Dewa sehingga muncul niatnya untuk mencuri obat hidup abadi tersebut.

3 hari kemudian, Hou Yi mengajak para muridnya untuk berburu di Gunung. Peng Meng kemudian pura-pura sakit sehingga tidak ikut rombongan Hou Yi untuk berburu ke gunung. Beberapa Jam kemudian setelah keberangkatan Hou Yi, Peng Meng yang membawa pedang memasuki rumah Hou Yi dan memaksa Chang’e untuk menyerah obat hidup abadi tersebut kepadanya. Chang’e menyadari bahwa dia tidak akan mampu melawan Peng Meng, oleh karena itu Chang’e mengambil obat hidup abadi tersebut dan meminumnya. Setelah meminum obat tersebut, tubuh Chang’e menjadi dapat melayang dan terbang keluar dari jendela rumah menuju ke langit. Karena kerinduan dan cintanya terhadap suami, Chang’e memilih tempat yang paling dekat dengan bumi yaitu bulan untuk menjadi Dewi.

Sore hari, Hou Yi pulang ke rumah, pembantunya menangis memberitahukan kejadian yang menimpa diri Chang’e. Dengan amarah yang besar, Hou Yi kemudian membawa pedang menuju ke rumah Peng Meng, tetapi Peng Meng telah melarikan diri. Hou Yi sangat sedih dan menatap Bulan serta meneriak nama Istrinya. Di Bulan Purnama yang terang, Hou Yi melihat sebuah bayangan yang menyerupai istrinya. Hou Yi kemudian berusaha mengejar Bulan, tetapi setiap Hou Yi melangkah ke depan 3 langkah, bulan juga akan mundur 3 langkah, Hou Yi mundur 3 langkah, Bulan juga akan maju 3 langkah. Bagaimanapun tidak dapat mengejar Bulan Purnama tersebut.

Hou Yi akhirnya tidak berdaya, tetapi Hou Yi sangat rindu kepada Chang’e. Hou Yi kemudian mempersiapkan Altar di Taman kesukaan Chang’e dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan yang disenangi oleh Chang’e. Dari Jauh merindukan Istrinya yang berada di Bulan.

Masyarakat yang mengetahui kejadian tersebut kemudian berbondong-bondong mengikuti Hou Yi mempersiapkan altar dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan untuk berdoa kepada Dewi Bulan Chang’e agar mereka dapat hidup bahagia dan tenteram. Mulai saat itu, Tradisi Festival Zhong Qiu yang melakukan ritual sembahyang Dewi  Bulan pun menyebar ke seluruh daratan China.

Zhu Yuan Zhang melawan Dinasti Yuan

Menurut beberapa sumber, makan Kue Bulan (Yue Bing [月饼]) pada saat Festival Zhong Qiu adalah Tradisi yang dimulai pada Dinasti Yuan. Pada saat Pemerintahaan Dinasti Yuan, Suku Han merupakan kasta yang terendah, tingkat sosial yang terendah tersebut sering ditindas dan dihina oleh Suku Mongol yang berkuasa saat itu sehingga munculah pemberontak-pemberontak yang ingin menggulingkan Pemerintahan Mongol Dinasti Yuan dan mengembalikan kekuasaan Kekaisaran kepada suku Han yang juga merupakan suku mayoritas di daratan China.

Dinasti Ming

Zhu Yuan Zhang [朱元璋] merupakan salah satu pemimpin pemberontakan tersebut yang kemudian bersekutu dengan kelompok pemberontak lainnya untuk serentak melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan Dinasti Yuan. Tetapi Tentara Dinasti Yuan sangat ketat dalam pemerikasaan dan pembasmian pemberontakan, Informasi mengenai perlawanan sangat sulit disebarkan kepada semua kelompok pemberontak.  Penasihat Militer Zhu Yuan Zhang yang bernama Liu Bo Wen kemudian mengusulkan untuk melakukan perlawanan di Bulan 8 Tanggal 15 secara serentak dan memerintahkan pasukannya untuk memasukan kertas kecil yang berisikan informasi pemberontakan tersebut ke dalam Kue Bulan. Kue Bulan yang berisikan informasi tersebut kemudian disampaikan ke tangan para pemimpin pemberontak

an. Pada saat perlawanan, semua pasukan pemberontak serentak melakukan penyerangan terhadap pasukan militer Dinasti Yuan.

Tak lama kemudian, Xu Da [徐达] (seorang Jenderal dibawah pimpinan Zhu Yuan Zhang) berhasil menduduki Ibukota Dinasti Yuan, Dadu. Zhu Yuan Zhang sangat senang dan menetapkan Kue Bulan sebagai makanan resmi untuk Festival Zhong Qiu serta menghadiahkannya kepada semua pejabat dibawah pimpinannya. Setelah itu, Kue Bulan menjadi makin populer di masyarakat dan jenisnya pun makin beranekaragam.

Keterangan :
Zhu Yuan Zhang adalah Pendiri dan juga Kaisar Pertama Dinasti Ming.

 

Wu Gang yang menebang Pohon Osmanthus di Bulan

Konon, di Bulan terdapat sebuah Istana Bulan yang bernama Guang Han Gong [广寒宫], di Istana tersebut terdapat Pohon Osmanthus (Pohon Gui Hua [桂花树])yang tumbuh subur dan lebat. Tingginya sekitar 500 kaki. Dibawahnya terdapat satu orang yang tugasnya adalah menebang Pohon tersebut. Tetapi setiap kali ditebang, pohonnya pasti akan menutup kembali tebangan tersebut.  Ribuan tahun mengalami hal yang sama, Pohon tersebut tidak akan habis ditebang.

Menurut Cerita, orang tersebut bernama Wu Gang [吴刚], warga Xi He di Dinasti Han. Wu Gang mengikuti seorang Dewa untuk belajar Tao.  Sesampai di Alam Dewa, Wu Gang berbuat sesuatu yang melanggar aturan alam dewa sehingga dia dihukum ke Istana Bulan untuk menebang Pohon Osmanthus yang terdapat di Istana Bulan tersebut. Setiap hari melakukan pekerjaan yang tidak pernah ada hasilnya.

Seorang penyair terkenal di Dinasti Tang yang bernama pernah membuat puisi yang berkaitan dengan Pekerjaan Wu Gang di Istana Bulan yaitu : “Yù zhuó yuè zhōng guì, chí wèi hán zhě xīn [欲斫月中桂,持为寒者薪]”

Coba anda lihat ke Bulan Purnama, apakah ada bentuk seperti seseorang yang sedang menebang pohon?

 

Belajar Mandarin :

Zhōng [中]          = Tengah, Pertengahan
Qiū [秋]                = Musim Gugur
jié [节]                  = Festival, Hari Raya
Zhōng Qiū Jié [中秋节] = Festival Pertengahan Musim Gugur
(Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Mid Autumn Festival)

Yue [月]               = Bulan
Bǐng [饼]               = Kue
Yue Bǐng [月饼] = Kue Bulan
(Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Moon Cake)

The post Asal Usul dan Cerita Legenda Festival Zhong Qiu appeared first on Dinaviriya.


Kumpulan Ucapan Selamat Festival Zhong Qiu dalam Mandarin beserta Pinyin dan Artinya

$
0
0

Festival Zhong Qiu (Festival Kue Bulan)Bulan Purnama di Malam Festival Zhong Qiu (Mid Autumn) atau Bulan Purnama di pertengahan musim gugur merupakan Bulan Purnama yang paling terang dan bulat diantara Bulan Purnama di Musim-musin lainnya. Terang dan bulatnya Bulan Purnama sering mengingatkan kita akan kerinduan terhadap keluarga dan harapan untuk berkumpul dengan sanak keluarga maupun sahabat-sahabat kita.  Sambil menikmati Kue Bulan, Kirimkanlah salam ataupun ucapan-ucapan selamat anda melalu SMS, BBM, Email ataupun dengan Messanger lainnya kepada mereka agar mereka tahu bahwa anda merindukan mereka.

Berikut ini adalah kumpulan ucapan selamat Festival Zhong Qiu (Festival Kue Bulan atau Mid Autumn Festival) dalam bahasa mandarin beserta Pinyin dan artinya :

温馨的问候,盼你能时常想到我,也盼望你能知道,在中秋之夜,无论天涯海角, 我都深深祝福你。
Wēn xīn de wèn hòu, pàn nǐ néng shíc háng xiǎng dào wǒ, yě pàn wàng nǐ néng zhī dào, zài zhōng qiū zhī yè, wú lùn tiān yá hǎi jiǎo wǒ dū shēn shēn zhù fú nǐ.
Salam Hangatku kepadamu, mengharapkan anda merindukanku selalu, saya juga berharap anda tahu, pada malam Zhong Qiu ini, dimanapun anda berada, saya tetap akan mendoakan kebahagian anda.

 

明月,一闪一闪,挂天边;思念,一丝一丝,连成线;回忆,一幕一幕,在眼前;祝愿,一点一点,汇成泉;幸运,一滴一滴,不曾减;中秋,一年一年,盼团圆;愿你,一刻一刻,比蜜甜
Míng yuè, yī shǎn yī shǎn, guà tiān biān; sī niàn, yī sī yī sī, lián chéng xiàn; huí yì, yī mù yī mù, zài yǎnqián; cáng xīn jiān; zhù yuàn, yī diǎn yī diǎn, huì chéng quán; xìng yùn, Yī dī yī dī, bù céng jiǎn; zhōng qiū, yī nián yī nián, pàn tuán yuán; yuàn nǐ, yī kè yī kè, bǐ mì tián
Bulan yang terang, berkedip-kedip gantung di tepi langit; Kerinduan, sehelai-helai tersambung menjadi garis; memori demi memori hidup muncul di depan mata; Doaku, sedikit demi sedikit berkumpul menjadi mata air; keberuntungan, setetes demi setetes tak pernah berkurang; Zhong Qiu, tahun demi tahun mengharapkan dapat bersamamu; Semoga kamu, Setiap saat lebih manis dari madu.

 

美丽的菊花伴着秋风开,皎洁的圆月有星星陪,把最美好的心愿送给你,愿快乐与你相约,愿开心与你携手,笑容如花常开,青春和幸福永驻,中秋快乐
Měi lì de jú huā bàn zhe qiū fēng kāi, jiǎo jié de yuán yuè yǒu xīng xīng péi, bǎ zuì měi hǎo de xīn yuàn sòng gěi nǐ, yuàn kuài lè yǔ nǐ xiāng yuē, yuàn kāi xīn yǔ nǐ xié shǒu, xiào róng rú huā cháng kāi, qīng chūn hé xìng fú yǒng zhù, zhōng qiū kuài lè
Bunga Krisan yang Indah ditemani oleh Angin di musim Gugur, Terangnya Bulan Purnama ditemani Bintang-bintang di angkasa, Saya mengirimkan Doa yang terindahku kepadamu, semoga dapat bertemu denganmu, semoga dapat selalu berbahagia bersamamu, Senyummu seperti Bunga yang Mekar selalu, Selalu Awet Muda dan Berbahagia, Selamat Festival Zhong Qiu.

 

中秋节到了,我代表月光一族,祝你:月薪加倍,月月发财,月进斗金,月月有余,住月宫级别墅,吃钻石级月饼,再来一张金卡级月票,提供无限期透支
Zhōng qiū jié dào le, wǒ dài biǎo yuè guāng yī zú, zhù nǐ: Yuè xīn jiā bèi, yuè yuè fā cái, yuè jìn dòu jīn, yuè yuè yǒu yú, zhù yuè gōng jí bié shù, chī zuàn shí jí yuè bǐng, zài lái yī zhāng jīn kǎ jí yuè piào, tí gōng wú xiàn qí tòu zhī
Zhong Qiu sudah tiba, saya mewakili semua orang yang menerima Gaji bulanan berdoa untukmu : Gaji Bulanan berlipat ganda, Setiap Bulan mendapatkan Rezeki, Penghasilan bulananmu sebanyak seember emas, Setiap bulan memiliki kelebihan uang, Tinggal di Rumah yang setingkat Istana Bulan, Makan Kue Bulan yang setingkat Intan, Ditambah lagi satu Kartu Emas yang menyediakan kebutuhan yang tak terbatas.

 

又是一年月圆夜,月下为你许三愿:一愿美梦好似月儿圆,二愿日子更比月饼甜,三愿美貌犹如月中仙
Yòu shì yī nián yue yuán yè, yuè xià wèi nǐ xǔ sān yuàn: Yī yuàn měi mèng hǎo sì yuè er yuán, èr yuàn rì zǐ gēng bǐ yuè bǐng tián, sān yuàn měi mào yóu rú yuè zhōng xian
Bulan Purnama tiba lagi, dibawah bulan saya berdoa untukmu : Doa Pertama semoga impianmu bulat seperti bulan Purnama, Doa Kedua semoga kehidupan sehari-harimu manis seperti Kue Bulan, Doa ketiga semoga kecantikanmu seperti Dewi Bulan.

 

月到中秋分外圆,饼到馅中更觉甜,人到佳节盼团圆,送份祝福暖心间——佳节快乐
Yuè dào zhōng qiū fèn wài yuán, bǐng dào xiàn zhōng gèng jué tián, rén dào jiā jié pàn tuán yuán, sòng fèn zhù fú nuǎn xīn jiān——jiā jié kuài lè
Bulan sampai pada Zhong Qiu sangatlah bulat, Kue sampai pada isinya sangatlah manis, orang sampai pada hari raya berharap kebersamaan, Saya mengirimkan doaku yang menghangatkan hatimu ini – Selamat Hari Raya.

 

月亮代表我的心,月饼代表我的情,愿你幸福永健康,好运财运长伴你!中秋快乐!
Yuè liàng dài biǎo wǒ de xīn, yuè bǐng dài biǎo wǒ de qíng, yuàn nǐ xìng fú yǒng jiàn kāng, hǎo yùn cái yùn zhǎng bàn nǐ! Zhōng qiū kuài lè!
Bulan mewakili hatiku, Kue Bulan mewakili cintaku, semoga kebahagiaan, kesehatan, keberuntungan dan rezeki selalu bersamamu.

 

Festival Zhong Qiu pada tahun 2013 ini jatuh pada tanggal 19 September 2013,
saya mengucapkan :

Happy Mid Autumn Festival !

中秋快乐!

Zhōng qiū kuài lè!

Selamat Festival Zhong Qiu !

Selamat Menikmati Enaknya Kue Bulan dan Keindahan Bulan Purnama di Festival Zhong Qiu ….

The post Kumpulan Ucapan Selamat Festival Zhong Qiu dalam Mandarin beserta Pinyin dan Artinya appeared first on Dinaviriya.

Sejarah Dinasti Song Utara

$
0
0

Sejarah Dinasti SongDinasti Song Utara (Bei Song [北宋]) (Tahun 960 ~ 1127) adalah Dinasti yang didirikan oleh Zhao Kuang Yin [赵匡胤] setelah menyatukan kembali daratan China dari perpecahan yang diakibatkan runtuhnya Dinasti Tang. Tetapi seiring dengan semakin kuatnya Negara tetangga seperti Negara Jin [金国], Negara Liao [辽国] dan Negara Xi Xia [西夏国], Pemerintahan Dinasti Song Utara maupun Dinasti Song Selatan selalu mendapat ancaman dari Negara tetangganya tersebut.

Pada Tahun 960, seorang Jenderal Dinasti Hou Zhou [后周] (Dinasti Zhou Lanjutan) yang bernama Zhao Kuang Yin [赵匡胤] melakukan kudeta  terhadap Dinasti Hou Zhou dan memaksa Kaisar Zhou Gong Di [周恭帝] mundur dari tahta Kekaisarannya. Setelah berhasil, Zhao Kuang Yin menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan gelar Kaisar Song Tai Zu [宋太祖]  dan menamakan Dinasti barunya dengan nama Dinasti Song. Dalam Sejarah, Dinasti Song yang didirikan oleh Zhao Kuang Yin ini disebut dengan “Dinasti Song Utara”. Selain Dinasti Song, terdapat juga Negara-negara lainnya yang juga merupakan perpecahan dari Dinasti Tang sebelumnya, diantaranya adalah Negara Hou Shu [后蜀], Negara Han Selatan [南汉], Negara Tang Selatan [南唐], Negara Wu Yue [吴越] dan Negara Han Utara [北汉]. Dengan tekad yang kuat, Kaisar Song Tai Zu (Zhao Kuang Yin) berjuang untuk mempersatukan kembali Daratan China dibawah kepemimpinannya yaitu Dinasti Song. Akhirnya pada tahun 974, Dinasti Song berhasil menyatukan kembali daratan China dengan mengalahkan Negara Hou Shu, Han selatan dan Tang Selatan. Negara-negara lainnya juga menyerahkan diri dan menyatakan negaranya berada dibawah kekuasaan Dinasti Song.

Pada zaman 5 Generasi 10 Negara [五代十国], Negara Jin pernah memberikan 16 propinsi di bagian utara daratan China kepada Negara Liao yaitu Negara yang didirikan oleh Suku Qi Dan [契丹]. Untuk merebut kembali wilayah tersebut, Kaisar kedua Dinasti Song yaitu Kaisar Song Tai Zong [宋太宗] dan juga Kaisar-kaisar penerus lainnya sering melakukan peperangan terhadap Negara Liao, tetapi tidak pernah membuahkan hasil. Akhirnya, Dinasti Song dan Negara Liao mengadakan perjanjian damai pada masa pemerintahaan Kaisar Song Zhen Zong [宋真宗], tetapi Dinasti Song harus memberikan upeti kepada Negara Liao setiap tahunnya. Perjanjian Damai tersebut dikenal dengan istilah “Zhan Yuan Zi Meng [澶渊之盟]”.

Pada awal terbentuknya Dinasti Song, Zhao Kuang Yin menetapkan kebijakan-kebijakan politik baru yang dapat memperkuat Kekuasaan Kaisar. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah mengurangi kekuatan Militer para Jenderal dan menyerahkan kekuasaan Militer sepenuhnya kepada Kaisar serta Mengurangi wewenang Pegawai Pemerintahan sehingga kekuasaan Kaisar semakin besar dan kuat.  Dalam sistem Ujian seleksi Pejabat yang berbakat, penentu terakhir hasil ujian berada di tangan Kaisar, Kaisar menguji langsung para pengikut ujian sehingga orang yang benar-benar memiliki intelektual tinggi saja yang dapat menjabat posisi penting. Sistem Ujian yang langsung diseleksi oleh Kaisar merupakan hal yang pertama dalam sejarah karena belum pernah dilakukan oleh Kaisar-kaisar pada Dinasti sebelumnya.

Pada masa pemerintahaan Kaisar Song Zhen Zong, Kaisar Song Ren Zong, Kaisar Song Ying Zong hingga pada Kaisar Song Shen Zong, Wilayah Dinasti Song sering diserang oleh Negara-negara Tetangganya dan ditambah lagi dengan ketidakmampuan Kaisar-kaisar yang memerintah, kondisi Dinasti Song menjadi sangat lemah dan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Untuk mengatasi kondisi yang makin parah ini, Kaisar Song Shen Zong pada tahun 1069 menugaskan Wang An Shi [王安石] sebagai Perdana Menteri untuk melakukan perubahan dan menjalankan Sistem Pemerintahan Baru. Akan tetapi pengaruh Kelompok Konvensional yang sangat kuat menyebabkan Sistem Pemerintahan Baru tidak dapat diterapkan sebagai mestinya. Akhirnya Sistem Pemerintahan Baru tersebut dihapuskan pada masa pemerintahan Kaisar Song Zhe Zong [哲宗] yang menyebabkan kondisi Dinasti Song semakin terpuruk hingga menuju ke jalan keruntuhan.

Ketidakmampuan Kaisar dan juga Pejabat pemerintahan yang mementingkan diri sendiri menyebabkan Rakyat Dinasti Song melakukan perlawanan dan pemberontakan. Awal Dinasti Song terdapat pemberontakan Wang Xiao Bo [王小波] dan Li Shun [李顺] hingga pada akhir-akhir Dinasti Song terjadi lagi pemberontakan Fang La [方腊] dan Song Jiang [宋江] yang menyebabkan kondisi Dinasti Song semakin mengalami kemerosotan.

Pada saat yang bersamaan, di bagian Utara, Negara Jin [金国] yang didirikan oleh Suku Nu Zhen [女真] menjadi semakin kuat hingga akhirnya berhasil memusnahkan Negara Liao. Setelah Negara Liao dimusnahkan, sasaran selanjutnya adalah Dinasti Song. Pada bulan 2 tahun 1125, Negara Jin mengadakan penyerangan secara besar-besaran terhadap Dinasti Song. Pasukan Militer Jin menggunakan strategi penyerangan 2 arah, Pasukan Militer arah Timur dipimpin oleh Jenderal Wo Bu Li [斡不离] dan Pasukan Militer arah Barat dipimpin olen Jenderal Zhan Han [粘罕]. Kedua Pasukan Militer tersebut menyerang Wilayah Tai Yuan dalam waktu yang bersamaan. Kondisi Dinasti Song semakin kacau hingga akhirnya Kaisar Song Hui Zong [宋徽宗] menyerahkan tahta kekaisaran kepada Putra Mahkotanya Zhao Heng [赵恒] (Kaisar Song Qin Zong [宋钦宗]) dengan maksud untuk lebih baik mengatasi kekacauan sehingga dapat memusatkan kekuatan dalam melawan Negara Jin. Pada saat tersebut, Pasukan Militer Jin sudah berada di seberang Sungai Huang dan sangat dekat dengan Ibukota Dinasti Song yaitu Kota Kai Feng [开封]. Kaisar Song Hui Zong sendiri melarikan diri ke Kota Jin Ling (sekarang Kota Nan Jing).

Pasukan Militer Dinasti Song yang dipimpin oleh Perdana Menter Li Gang [李纲] berhasil mengalahkan sementara Tentara Jin. Tetapi karena ketakutan dan ketidakmampuan Kaisar Song Hui Zong dan Kaisar Song Qin Zong yang hanya mengharapkan berdamai dengan Negara Jin. Kedua Kaisar tersebut akhirnya menyetujui pembayaran sejumlah uang ganti rugai dan menyerahkan sejumlah Wilayah kepada Negara Jin serta memecat Perdana Menteri Li Gang dan juga sejumlah Pejabat setia. Hal ini membuat Negara Jin semakin percaya diri dalam memusnahkan Dinasti Song. Pada tahun 1127,  Pasukan Militer Jin menyerang lagi Ibukota Kai Feng dan menangkap Kaisar Song Hui Zong dan Kaisar Song Qin Zong serta merampas Harta benda dalam jumlah yang sangat banyak sekali. Dengan demikian, Dinasti Song Utara dinyatakan berakhir.

Pada Zaman Pemerintahan Dinasti Song, peperangan kerap terjadi, tetapi karena Dinasti Song berhasil menyatukan sebagian besar wilayah daratan China, masih juga terdapat daerah-daerah tertentu yang tenang dan terhindar dari peperangan. Daerah-daerah tersebut mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan. Karena kebutuhan perang, Teknologi produksi senjata dan bahan peledak juga berkembang dengan pesat. Selain Ilmu Pengetahun dan Teknologi, ilmu sastra juga mengalami kemajuan yang berarti, beberapa sastrawan terkenal yang muncul pada Dinasti Song antara lain Wang An Shi, Fang Zhong Yan dan Sima Kuang.

Berdirinya Dinasti Song menandakan berakhirnya perpecahan di daratan China. Semenjak pemerintahan Dinasti Song, kondisi perpecahan tidak pernah muncul lagi. Dinasti Song memerintah daratan China selama 167 tahun dan akhirnya dimusnahkan oleh kekuatan suku minoritas yaitu Negara Jin.

Setelah Dinasti Song Utara dimusnahkan oleh Negara Jin, keturunan Kaisar Song kemudian membentuk kekuatan baru dan mendirikan Dinasti Song dibagian selatan daratan China. Dalam Sejarah, disebut dengan Dinasti Song Selatan (Nan Song [南宋]) (Tahun 1127 ~ 1279). Tetapi nasib Dinasti Song Selatan juga hampir sama dengan Dinasti Song Utara yakni selalu mendapat ancaman dari Kerajaan Negara Jin.

The post Sejarah Dinasti Song Utara appeared first on Dinaviriya.

Sejarah Dinasti Jin Barat

$
0
0

Dinasti JinDinasti Jin Barat [西晋] (Tahun 265 – 316) adalah Dinasti yang didirikan oleh Keluarga Sima [司马]yang pada masa Tiga Kerajaan (Samkok) menjabat sebagai Panglima Jenderal di Kerajaan Wei. Dinasti Jin Barat berhasil menyatukan kembali daratan China dari perpecahan Tiga Kerajaan yaitu Kerajaan Wei [魏国], Kerajaan Shu [蜀国] dan Kerajaan Wu [吴国]. Kaisar Pertamanya adalah Sima Yan [司马炎] dengan gelar Kaisar Jin Wu Di [晋武帝].

Pada Masa Tiga Kerajaan (Samkok), Sima Yu [司马懿] yang menjabat sebagai Panglima Jenderal Kerajaan Negara Wei melakukan peperangan terhadap Kerajaan Negara Wu dan Kerajaan Negara Shu. Sima Yu memiliki jiwa kepemimpinan dan bakat perpolitikan serta keahlian militer yang tinggi sehingga berhasil menjadi orang yang paling berpengaruh serta memiliki kekuasaan yang tertinggi dalam Kerajaan Wei. Pada tahun 251, Sima Yu meninggal dunia, kedua Putranya Sima Shi [司马师] dan Sima Zhao [司马昭] menggantikan ayahnya menjadi Pejabat yang paling berkuasa dalam Kerajaan Wei. Sima Zhao kemudian menobatkan dirinya menjadi Raja Jin [晋王] dan mengangkat anak Sima Yan menjadi Putera Mahkota. Pada tahun 251, Sima Zhao meninggal dunia, anaknya Sima Yan memaksa Kaisar Wei yang bernama Cao Huan [曹奂] turun dari tahta Raja dan menggantikan Kerajaannya menjadi Dinasti Jin dengan menetapkan Ibukota di Luo Yang [洛阳]. Sima Yan kemudian dikenal sebagai Kaisar pertama Dinasti Jin dengan gelar Kaisar Jin Wu Di [晋武帝].

Satu-satunya Kerajaan yang tersisa pada masa Samkok (Tiga Kerajaan) yang masih belum disatukan kembali adalah Kerajaan Wu. Setelah naik tahta, Sasaran utamanya adalah membasmi Kerajaan Wu sehingga daratan China dapat dipersatukan kembali dibawah kekuasaan Dinasti Jin. Pada tahun 280, Pasukan Militer Jin menyerang kota Jian Ye (sekarang Nan Jing) yaitu Ibukota Kerajaan Wu. Raja Wu saat itu adalah Sun Hao [孙皓] yang kemudian menyerah diri tanpa terjadinya peperangan. Tiga Kerajaan pada Samkok yakni Kerajaan Wei, Kerajaan Shu dan Kerajaan Wu akhirnya berhasil dipersatukan kembali menjadi satu kesatuan dalam pemerintahaan Dinasti Jin.

Kaisar Jin Wu Di kemudian mengangkat beberapa pejabat semarga yang berjasa terhadapnya menjadi Raja dan melakukan reformasi terhadap Sistem kepegawaian, Sistem Militer serta memperbaiki Sistem Pemerintahan. Tetapi Pejabat pemerintahan saat itu yang sebagian besar hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri, sehingga kebijakan-kebijakan baru tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu, Perekonomian pada awal Dinasti Jin tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Tahun 290, Kaisar Jin Wu Di (Sima Yan) meninggal dunia, putra keduanya Sima Zhong [司马衷] naik tahta dengan gelar Kaisar Jin Hui Di [晋惠帝]. Kaisar Jin Hui Di bukanlah seorang Kaisar yang bijak, sehingga kekuasaannya dipegang oleh Permaisuri Jia [皇后贾氏]. Para Raja Negara Adipati yang bermarga Sima kemudian memberontak dengan alasan untuk membunuh Permaisuri Jia, tetapi pada kenyataannya adalah ingin melakukan kudeta (perebutan kekuasaan). Peristiwa ini kemudian dikenal dalam sejarah dengan sebutan “Ba Wang Zi Luan [八王之乱]” atau “Pemberontakan Delapan Raja Adipati”. Kedelapan Raja Adipati tersebut diantaranya adalah Raja Ru Nan [汝南王], Raja Chu [楚王], Raja Qi [齐王], Raja Zhao [赵王], Raja Cheng Du [成都王], Raja Chang Sha [长沙王], Raja He Jian [河间王] dan Raja Dong Hai [东海王].

Tahun 299, Raja Zhao yang memberontak berhasil membunuh Permaisuri Jia beserta kelompoknya sehingga Raja Zhao berhasil menguasai sepenuhnya pemerintahan Dinasti Jin dan pada tahun 301 memaksa Kaisar Jin Hui Di menyerahkan tahta kekaisaran kepadanya. Setelah itu, perang perebutan kekuasaan kerap terjadi diantara Raja-raja tersebut yang menyebabkan Dinasti Jin berada dalam kondisi perang saudara. Akhirnya pada tahun 306, Raja Dong Hai membunuh Kaisar Jin Hui Di yang telah turun tahta tersebut dan mengangkat Putra ke 25 Kaisar Jin Wu Di (Sima Yan) yang bernama Sima Chi [司马炽] menjadi Kaisar baru dengan gelar Kaisar Jin Huai Di [晋怀帝]. Dengan naiknya Kaisar Jin Huai Di, Pemberontakan Delapan Raja Adipati dinyatakan berakhir.

Pemberontakan Delapan Raja Adipati ini menyebabkan pemerintahan Dinasti Jin semakin lemah. Pemberontakan Rakyat yang ingin menggulingkan Dinasti Jin juga terjadi di hampir semua wilayah kekuasaan Dinasti Jin. Di Luar, Dinasti Jin juga mengalami berbagai ancaman dari negara-negara tetangga seperti Negara Xiong Nu [匈奴] dan Negara Xian Bei [鲜卑].

Tahun 308, Raja Xiong Nu yang bernama Liu Yuan [刘渊] menobatkan diri menjadi Kaisar dan memindahkan Ibukotanya ke Kota Ping Yang [平阳] (sekarang di Shan Xi). Sasaran utamanya adalah menggulingkan pemerintahan Dinasti Jin. Setelah naik tahta menjadi Kaisar, Liu Yuan langsung memerintahkan putranya Liu Cong [刘聪] menyerang Ibukota Dinasti Jin, Luo Yang. Pemerintahan Dinasti Jin pada saat itu sebenarnya berada di bawah kekuasaan Raja Dong Hai. Untuk menyelematkan diri, Raja Dong Hai beserta 40 ribu prajurit dan pejabat memundurkan diri ke wilayah Xiang [项], tetapi tidak lama kemudian Raja Dong Hai meninggal dunia karena kesedihan yang luar biasa.

Liu Cong dengan cepat mengambil kesempatan tersebut dan mengepung Kota Luo Yang serta berhasil menculik Kaisar Jin Huai Di (Sima Chi). Setelah Kaisar Jin Huai Di diculik, Gubernur Yu Zhou dan Gubernur Yong Zhou langsung mengangkat cucu dari Kaisar Jin Wu Di yang bernama Sima Ye [司马邺] menjadi Kaisar Jin yang baru dan menetapkan Chang’an sebagai Ibukotanya.  Tetapi dalam waktu yang sangat singkat yaitu tahun 316, Chang’an dikepung oleh pasukan Xiong Nu, Kaisar Jin yang baru Sima Ye menyerahkan diri. Dinasti Jin Barat berakhir.

Pada masa pemerintahan Dinasti Jin Barat, perekonomian maupun industri kerajinan tangan tidak dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan sering terjadinya peperangan dan ketidakstabilan perpolitikan yang menyebabkan pemerintah Dinasti Jin tidak dapat menerapkan kebijakan baru dengan baik.

Dinasti Jin Barat yang berkuasa selama 51 tahun dan memiliki 4 Kaisar ini merupakan Dinasti Kekaisaran Pertama yang digulingkan oleh Suku minoritas.

The post Sejarah Dinasti Jin Barat appeared first on Dinaviriya.

Asal Usul Festival Chong Yang (Chong Yang Jie)

$
0
0

Asal usul Festival Chong YangFestival Chong Yang (Chong Yang Jie [重阳节]) merupakan salah satu Hari Raya dalam Tradisi Tionghoa yang jatuh pada bulan 9 tanggal 9 menurut penanggalan Kalender Imlek. Festival Chong Yang yang memiliki arti Panjang umur ini juga dirayakan sebagai Hari Lansia (Lanjut Usia) oleh Warga Tionghoa. Seperti Festival-festival Tradisi Tionghoa lainnya, Festival Chong Yang juga memiliki cerita ataupun legenda mengenai asal usulnya.

Berikut ini adalah Cerita mengenai Asal usul Festival Chong Yang :

Konon, pada zaman Dinasti Han Timur, sebuah Sungai yang bernama Ru He [汝河] terdapat Makhluk Jahat yang menyebarkan Penyakit dengan sebutan Wen Mo [瘟魔]. Setiap kali Wen Mo muncul, setiap keluarga pasti ada yang sakit ataupun meninggal dunia. Penduduk sekitar Sungai Ru He tersebut hidup dalam ketakutan dan sangat menderita karenanya.

Orang Tua seorang Pemuda yang bernama Heng Jing [恒景] meninggal dunia akibat Wabah penyakit yang terjadi di sebuah desa sekitar Sungai Ru He. Heng Jing sendiri juga jatuh sakit. Setelah sembuh dari penyakit yang dideritanya, Heng Jing bertekad untuk mempelajari Ilmu Dewa agar mampu membasmi Wen Mo (Makhluk penyebar Penyakit). Heng Jing pun melakukan kunjungan ke segala penjuru untuk mencari guru yang dapat mengajarkan Ilmu Dewa kepadanya. Akhirnya, Heng Jing mendengar bahwa dibagian Timur terdapat seorang Dewa yang berdiam di sebuah Gunung. Heng Jing kemudian pergi ke Gunung yang dimaksud tersebut.

Dewa tersebut mengajari Heng Jing cara untuk membasmi Setan dan juga memberikannya sebuah Pedang Pembasmi Setan. Heng Jing dengan tekun mempelajari semua Ilmu yang diajari oleh Gurunya tersebut. Akhirnya Heng Jing berhasil menguasai Ilmu Pembasmi Setan.

Sang Dewa yang juga merupakan Guru Heng Jing kemudian memanggilnya dan berkata : “ Besok adalah bulan 9 tanggal 9, Makhluk Penyebar Penyakit akan melakukan kejahatannya, kamu telah menguasai semua ilmu yang telah saya ajarkan, sekarang waktunya kamu membantu Masyarakat untuk membasmi Makhluk Penyebar Penyakit ini”. Sang Dewa memberikan Heng Jing sejumlah daun Zhu Yu [茱萸] dan  alkohol bunga Krisan serta mengajarinya cara untuk menghindari Penyakit. Heng Jing kemudian pulang ke kampung halamannya dengan menaiki seekor Burung Bangau.

Sesampainya di Kampung Halaman, tepatnya pada pagi hari bulan 9 tanggal 9, Heng Jing kemudian menyuruh warga Kampung untuk mengungsi ke sebuah Gunung terdekat serta memberikan setiap orang sehelai daun Zhu Yu dan secangkir minuman Alkohol Bunga Krisan untuk bersiap-siap menghadapi si Makhluk Jahat tersebut. Siang hari, tiba-tiba terdengar suara aneh, Makhluk Penyebar Penyakit muncul dari Sungai Ru He. Tetapi sesampai di kaki gunung, Si Makhluk Jahat tiba-tiba berhenti maju karena mencium bau daun Zhu Yu dan juga Alkohol Krisan. Heng Jing yang sudah lama menunggu Makhluk tersebut langsung turun ke kaki gunung dan bertarung dengan si Makhluk Penyebar Penyakit tersebut dengan menggunakan Pedang pemberian Gurunya. Akhirnya Makhluk Penyebar Penyakit (Wen Mo) berhasil dibunuh oleh Heng Jing.

Setelah peristiwa tersebut, kegiatan berpergian ke daratan yang lebih tinggi (gunung) untuk menghindari Penyakit menjadi sebuah Tradisi Tionghoa yang dilakukan setiap bulan 9 tanggal 9 penanggalan Imlek. Lambat laun tradisi tersebut berkembang menjadi sebuah kegiatan doa keselamatan dan kesehatan  warga Tionghoa.  Disamping itu, menurut pandangan orang Tionghoa, angka 9 yang berganda ( 9 – 9) mengartikan panjang umur dan kesehatan. Oleh karena itu, Festival Chong Yang juga merupakan Hari Lansia (Lanjut usia).

Pada tahun 2013, Festival Chong jatuh pada tanggal 13 Oktober 2013.

Selamat Festival Chong Yang …. Semoga anda bebas dari segala Penyakit dan Sehat selalu….

重阳节快乐 。。。

Happy Chong Yang Festival ….

The post Asal Usul Festival Chong Yang (Chong Yang Jie) appeared first on Dinaviriya.

Daftar Kaisar-kaisar di Dinasti Qing China

$
0
0

Sejarah Dinasti QingDinasti Qing [清朝] (baca : Qīng Cháo)  adalah Dinasti Terakhir dalam sejarah kekaisaran China yang didirikan oleh Suku Minoritas Manchu (atau disebut dengan suku Nu Zhen [女真]) setelah berhasil menggulingkan Dinasti Ming. Dinasti Qing berkuasa selama 295 tahun (tahun 1616 – 1911) dan memiliki Kaisar sebanyak 12 Kaisar. Pada masa pemerintahan Kaisar Kang Xi, Kaisar Yong Zhen dan Kaisar Qian Long, Dinasti Qing mencapai puncak kejayaannya dan merupakan salah satu Dinasti yang paling berpengaruh di sepanjang sejarah Kekaisaran di China.  

Berikut ini adalah Kaisar-kaisar yang pernah berkuasa di Dinasti Qing :

Kaisar Qing Tai Zu [清太祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Nu Er Ha Chi [爱新觉罗.努尔哈赤]
Nama Era                             : Tian Ming [天命]
Masa Pemerintahan        : 1616 – 1927 (11 tahun)
Wafat pada usia 68 Tahun di Shen Yang [沈阳]
Merupakan Pendiri Negara Jin lanjutan (Hòu jīn  [后金])

 

Kaisar Qing Tai Zong [清太宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Huang Tai Ji [爱新觉罗. 皇太极]
Nama Era                             : Tian Cong [天聪] kemudian diganti menjadi Chong De [崇德]
Masa Pemerintahan        : 1627 – 1644 (17 tahun)
Wafat pada usia 52 tahun di Shen Yang [沈阳]
Merupakan Pendiri Dinasti Qing dan menobatkan dirinya menjadi Kaisar pada tahun 1636.

 

Kaisar Qing Shi Zu [清世祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Fu Lin [爱新觉罗. 福临]
Nama Era                             : Shun Zhi [顺治]
Masa Pemerintahan        : 1644 – 1662 (18 tahun)
Wafat pada usia 24 tahun di Istana Bei Jing
Merupakan Kaisar Dinasti Qing Pertama yang mempersatukan wilayah China setelah berhasil menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming. Menjadi Kaisar pada Umur 6 tahun.

 

Kaisar Qing Sheng Zu [清圣祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Xuan Ye [爱新觉罗. 玄烨]
Nama Era                             : Kang Xi [康熙]
Masa Pemerintahan        : 1662 – 1723 (61 tahun)
Wafat pada usia 69 tahun di Taman Yuan Ming (Yuan Ming Yuan) Bei Jing.
Merupakan Kaisar yang berkuasa paling lama disepanjang sejarah China.

 

Kaisar Qing Shi Zong [世宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yin Zhen [爱新觉罗. 胤祯]
Nama Era                             : Yong Zheng  [雍正]
Masa Pemerintahan        : 1723 – 1736 (13 tahun)
Wafat pada usia 58 tahun di Istana Bei Jing.

 

Kaisar Qing Gao Zong [高宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Hong Li [爱新觉罗. 弘历]
Nama Era                             : Qian Long  [乾隆]
Masa Pemerintahan       : 1736 – 1796 (60 tahun)
Wafat pada usia 89 tahun di Istana Bei Jing.

 

Kaisar Qing Ren Zong [仁宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yong Yan [爱新觉罗. 永琰]
Nama Era                             : Jia Qing  [嘉庆]
Masa Pemerintahan        : 1796 – 1821  (25 tahun)
Wafat pada usia 61 tahun di Istana Bi Shu.

 

Kaisar Qing Xuan Zong [宣宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Mian Ning [爱新觉罗. 绵宁]
Nama Era                             : Dao Guang  [道光]
Masa Pemerintahan        : 1821 – 1851  (30 tahun)
Wafat pada usia 30 tahun di Taman Yuan Ming  (Yuan Ming Yuan).

 

Kaisar Qing Wen Zong [文宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yi Ning [爱新觉罗. 奕宁]
Nama Era                             : Xian Feng  [咸丰]
Masa Pemerintahan        : 1851 – 1862  (11 tahun)
Wafat pada usia 20 tahun di di Istana Bi Shu.

 

Kaisar Qing Mu Zong  [穆宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Zai Chun [爱新觉罗. 载淳]
Nama Era                             : Tong Zhi  [同治]
Masa Pemerintahan        : 1862 – 1875  (13 tahun)
Wafat pada usia 19 tahun di di Istana Bei Jing.
Pada masa pemerintahan Kaisar Qing Mu Zong, Kekuasaan sebenarnya berada sepenuhnya di tangan Ibu Ci Xi [慈禧皇太后].

 

Kaisar Qing De Zong [德宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Zai Tian [爱新觉罗. 载恬]
Nama Era                             : Guang Xu  [光绪]
Masa Pemerintahan        : 1875 – 1909  (34 tahun)
Wafat pada usia 38 tahun di di Istana Bei Jing.
Pada masa pemerintahan Kaisar Qing De Zong, Kekuasaan  sepenuhnya juga berada di tangan Ibu Ci Xi [慈禧皇太后].

 

Kaisar Qing Xuan Tong [宣统]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Pu Yi [爱新觉罗. 载恬]
Nama Era                             : Xuang Tong  [宣统]
Masa Pemerintahan        : 1909 – 1911  (3 tahun)
Wafat pada usia 61 tahun di di Bei Jing.
Merupakan Kaisar paling terakhir Dinasti Qing dan juga Kaisar paling terakhir di sepanjang sejarah kekaisaran China.

The post Daftar Kaisar-kaisar di Dinasti Qing China appeared first on Dinaviriya.

Sejarah Dinasti Tang

$
0
0

Sejarah Dinasti TangDinasti Tang [唐朝] (Tahun 618 ~ 907) adalah Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan [李渊] yang pada saat itu merupakan Kepala Negara Adipati “Tang [唐]” dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China.

Pada akhir-akhir masa pemerintahan Dinasti Sui, banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan terhadap kekejaman Kaisar Sui Yang Di [隋炀帝]. Pasukan Militer pimpinan Li Yuan yang saat itu bertugas di wilayah Tai Yuan [太原] mengambil kesempatan tersebut dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Sui. Pada tahun 618, Li Yuan menobatkan dirinya menjadi Kaisar dan menyebutkan Dinasti barunya dengan nama Dinasti Tang. Li Yuan adalah Kaisar Pertama Dinasti Tang dengan Nama Eranya adalah “Wu De [武德]” dan bergelar Kaisar Tang Gao Zu [唐高祖]. Li Yuan juga menetapkan Ibukota kekaisarannya di  Kota Chang’an [长安].

Setelah naik tahta menjadi Kaisar, Fokus utama Kaisar Tang Gao Zu adalah membasmi kekuatan pemberontakan lainnya yakni kekuatan Xue Ju [薛举] dan Xu Ren Gao [薛仁杲] di Shang Gui [上邽], Kekuatan Wang Shi Chong [王世充] di Luo Yang dan Dou Jian De [窦建德] di Hebei sehingga kekuasaan seluruh wilayah China benar-benar berada di bawah Kekuasaan Dinasti Tang.

Pada tahun ke-9 pemerintahan Kaisar Tang Gao Zu tepatnya pada bulan 6 tanggal 4 tahun 626, Anak kedua Li Yuan yang bernama Li Shi Min [李世民] bersama beberapa pengikut setianya melakukan insiden di Gerbang Xuan Wu. Dalam Insiden tersebut, Li Shi Min membunuh kakaknya Li Jian Cheng [李建成] yang juga merupakan Putra Mahkota Dinasti Tang saat itu dan juga adiknya Li Yuan Ji [李元吉]. Ayahnya Li Yuan yang juga merupakan Kaisar Dinasti Tang terpaksa menyerahkan tahta Kekaisarannya kepada Li Shi Min. Insiden tersebut kemudian dikenal dengan “Insiden Gerbang Xuan Wu [玄武门之变]”. Pada tahun yang sama bulan ke 8, Li Shi Min naik tahta menjadi Kaisar Kedua Dinasti Tang dengan gelar Tang Tai Zong [唐太宗] dan nama era kekaisarannya adalah Zhen Guan [贞观]. Kaisar Tang Tai Zong adalah salah satu Kaisar yang bijak dan berprestasi di dalam sejarah China.

Pada tahun kedua masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong, Beliau memerintahkan Menteri Pertahanan Jenderal Li Jing [李靖] melakukan perang terhadap Negara Tu Ju [突厥] (Turki Timur), Jenderal Li Jing berhasil meraih kemenangan dalam peperangan tersebut. Dengan demikian, ancaman dari Negara-negara tetangga  di bagian barat Dinasti Tang dapat diminimalisasi. Kaisar Tang Tai Zong sangat bijak dalam memakai orang-orang yang berbakat dalam membantunya mengurusi masalah pemerintahan. Beberapa diantaranya adalah Wei Zheng [魏 征], Gao Shi Lian [高士廉], Fang Xuan Ling [房玄龄], Du Ru Mei [杜如晦], Zhang Sun Wu Ji [长孙无忌]. Dalam masa pemerintahannya, Kaisar Tang Tai Zong melakukan berbagai reformasi seperti di bidang perpolitikan, pemerintahan, perekonomian serta sosial budaya. Masa tersebut merupakan puncak kejayaan Dinasti Tang. Dalam Sejarah Masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong ini disebut dengan “Zhen Guan Zhi Zhi [贞 观之治]” atau “Masa Pemerintahan Zhen Guan”.

Tahun 649 bulan 4, Kaisar Tang Tai Zong yang memerintah Dinasti Tang selama 23 tahun tersebut wafat. Anak yang kesembilannya Li Zhi [李治] naik tahta menggantikan ayahnya sebagai Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Gao Zong dan memakai nama era kekaisaran “Yong Hui [永徽]”. Setelah naik tahta, Kaisar Tang Gao Zong tetap menjalankan kebijakan ayahnya sehingga perpolitikan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi berkembang dengan baik. Pada tahun 655, tepatnya 6 tahun masa pemerintahan Kaisar Tang Gao Zong, beliau mengangkat Wu Ze Tian [武则天] sebagai Permaisuri. Permaisuri Wu Ze Tian mulai ikut dalam rapat dengan para menteri dan pejabat kekaisaran dan juga memiliki wewenang dalam mengambil keputusan penting. Pada tahun 655, Kaisar Tang Gao Zong meninggal dunia, putranya yang ketiga Li Xian [李显] naik tahta dengan gelar Kaisar Tang Zhong Zong [唐中宗].  Tapi tak lama kemudian dipecat oleh Ibu Suri Wu Ze Tian. Ibu Suri Wu Ze Tian kemudian mengangkat Putra  keempat Li Dan [李旦] sebagai kaisar baru dengan gelar Kaisar Tang Rui Zong [唐睿宗] . Pada tahun 690, Ibu Suri Wu Ze Tian yang saat itu berusia 67 tahun memecat Kaisar Tang Rui Zong dan mendeklarasikan dirinya menjadi Kaisar serta menggantikan nama negara menjadi Zhou [周]. Kaisar Wu Ze Tian adalah satu-satunya Kaisar Wanita di sepanjang sejarah Kekaisaran China.

Kaisar Wu Ze TianDalam Masa pemerintahan Kaisar Wu Ze Tian [武则天], Dinasti Tang mengalami kemajuan di bidang ekonomi. Kaisar Wu Ze Tian mendorong  peningkatan produktivitas di bidang Pertanian sehingga Kekayaan Dinasti Tang bertambah dan Rakyat juga hidup makmur sejahtera.  Tetapi pada akhir-akhir masa pemerintahannya, Kaisar Wu Ze Tian bertindak tidak bijak dan sangat mempercayai pejabat yang hanya menyenangkan dirinya sendiri sehingga Perdana Menterinya yang bernama Di Ren Jie [狄仁杰]  melakukan pemberontakan yang memaksa Kaisar Wu Ze Tian untuk mengundurkan diri. Li Xian yang pernah menjabat sebagai Kaisar Tang Zhong Zong kemudian naik tahta kembali menjadi Kaisar.

Kaisar Tang Zhong Zong adalah Kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan sehingga kekuasaan pemerintahaan sepenuhnya jatuh ke tangan Permaisurinya. Putra Li Dan [李旦] yang bernama LI Long Ji [李隆基] kemudian melakukan perlawanan dan berhasil merebut kembali kekuasaan serta menobatkan dirinya menjadi Kaisar Tang dengan gelar Kaisar Tang Xuan Zong [唐玄宗]. Pada awal pemerintahannya, Kaisar Tang Xuan Zong merupakan Kaisar yang bijak, Kaisar Tang Xuan Zong melakukan Reformasi terhadap sistem pemerintahan dan memperbaiki perekonomian serta melakukan penyesuaian pajak. Dalam masa pemerintahannya, Dinasti Tang mencapai kemajuan yang pesat, Rakyat hidup dengan makmur dan sejahtera. Tetapi karena puas dengan segala pencapaiannya, Kaisar Tang Xuan Zong akhirnya menjadi malas dan kurang memperhatikan urusan pemerintahan. Pada tahun 742, Kaisar Tang Xuan Zong mempergunakan Yang Guo Zhong [杨国忠] sebagai Perdana Menteri dan memberikan kekuasaan militer yang besar kepada Jenderal An Lu Shan [安禄山] sehingga kekuasaan Kaisar menjadi semakin lemah. Pada tahun 755 bulan 11, Jenderal An Lu Shan melakukan kudeta dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Tang, Chang’an. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan “An Shi Zhi Luan [安史之乱]”.  Kaisar Tang Xuan Zong mundur ke Kota Chengdu Propinsi Sichuan sedangkan Putera Mahkota Li Heng [李亨] menuju ke Kota Ling Wu [灵武]. Sesampai di Kota Ling Wu, Li Heng langsung menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Su Zong [唐肃宗] dan menyebut Kaisar Tang Xuan Zong (Ayahnya) menjadi Tai Shang Huang [太上皇].

Tahun 763, An Lu Shan berhasil dikalahkan oleh Pasukan Militer Dinasti Tang, Pemberontakan An Lu Shan dinyatakan berakhir. Pemberontakan An Lu Shan ini semakin memperlemah kondisi Dinasti Tang hingga terjadinya pemisahan diri (perpecahan) dari Dinasti Tang yang dilakukan oleh para kepala daerah.

Pada masa akhir-akhir Dinasti Tang, kekuasaan daerah menjadi lebih besar dari pemerintahaan Pusat. Kepala Daerah yang pada saat itu disebut dengan istilah Jie Du Shi [节度使] sudah tidak menghiraukan perintah dari pemerintahan pusat. Saat tersebut, pemerintahan pusat Dinasti Tang hanya disibukan dengan pembasmian pemberontakan dan sudah tidak terlalu memperhatikan perkembangan perekonomian dan sosial budayanya. Kaisar-kaisar setelah Kaisar Tang Su Zong [tahun 756-762] seperti Kaisar Tang Dai Zong (tahun 762-780) dan Kaisar Tang De Zong (tahun 780-805) adalah Kaisar-kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan.  Tahun 806, Kaisar Tang Xian Zong naik tahta, atas bantuan para Menterinya, Kaisar Tang Xian Zong berhasil merebut kembali semua kekuasaan daerah dan mempersatukan kembali daerah-daerah dibawah pemerintahan pusat Dinasti Tang. Tetapi karena merasa sangat berjasa dan hebat, Kaisar Tang Xian Zong kemudian menindak semena-menanya dan mempercayai para kasim yang akhirnya Kaisar Tang Xian Zong dibunuh oleh para kasim-nya sendiri pada tahun 828 bulan 2. Tahun berikutnya, Kaisar Tang Mu Zong [唐穆宗] naik tahta menjadi Kaisar baru. Semenjak Kaisar Tang Mu Zong, rata-rata semua Kaisar penerusnya mempercayai adanya Obat Hidup Abadi serta sering meminum obat-obat tersebut. Bahkan terdapat 3 Kaisar yang langsung meninggal setelah meminum obat yang katanya dapat hidup abadi tersebut.  Hal ini juga mempercepat musnahnya Dinasti Tang.

Tahun 874, munculah beberapa pemberontakan yang diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Huang Chao [黄巢] dan Wang Xian Zhi [王仙芝]. Semenjak itu, Pemerintahan Dinasti Tang hanya berada di daerah Ibukotanya saja yaitu Chang’an.  Hingga pada tahun 907, Zhu Quan Zhong [朱全忠] yang saat itu menjabat Raja Liang [梁王] memaksa Kaisar Tang Ai Di [唐哀帝] untuk turun tahta. Zhu Quan Zhong sendiri menobatkan diri menjadi Kaisar dengan nama Dinasti barunya Dinasti Liang. Dengan demikian Dinasti Tang dinyatakan berakhir.

Setelah Dinasti Tang, China mengalami masa perpecahan yang disebut dengan zaman 5 Generasi 10 Negara (Wu Dai Shi Guo [五代十国]).

The post Sejarah Dinasti Tang appeared first on Dinaviriya.

Periode Negara Berperang (Zhan Guo) dalam Sejarah China

$
0
0

zhan guo (periode negara perang)  chinaPeriode Negara Berperang (Tahun 403SM – 221SM) adalah sebutan suatu periode pada akhir-akhir Dinasti Zhou dimana pada saat itu negara-negara adipati saling bermusuhan dan berebutan wilayah kekuasaan. Menurut para ahli sejarah, periode Negara Berperang (Zhan Guo [战国]) ini dimulai dari Negara Adipati Jin [晋国] dipecahkan menjadi 3 Negara Adipati baru yaitu Negara Han, Negara Wei dan Negara Zhao pada tahun 403 SM sampai daratan China dipersatukan kembali oleh Dinasti Qin di tahun 211 SM.Pada Periode Negara Berperang, negara-negara Adipati yang yang tersisa hanya tinggal 7 negara terkuat yaitu Negara Qin [秦国], Negara Chu [楚国], Negara Han [韩国], Negara Qi [齐国], Negara Wei [魏国], Negara Yan [燕国] dan Negara Zhao [赵国]. Sedangkan negara-negara Adipati lainnya berhasil ditaklukan oleh 7 Negara Kuat tersebut.

Berikut ini adalah Ringkasan singkat tentang 7 Negara Kuat pada zaman periode Negara Berperang :

Negara Kerajaan Qin [秦国]

Negara Adipati Kerajaan Qin merupakan negara yang relatif lemah pada masa semi gugur sehingga para kepala negara Kerajaan Qin selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar dapat berubah menjadi negara yang disegani oleh Negara Adipati lainnya. Pada tahun 361 SM, Kepala Negara Qin Xiao Gong [秦孝公]  melakukan pengrekrutan orang-orang berbakat. Salah satu warga Negara Kerajaan Wei yang direkrut bernama Shang Yang [商鞅] berhasil menyakinkan Qin Xiao Gong untuk melakukan reformasi besar-besaran. Dinasti Qin memasuki era perkembangan yang baru. Shang Yang melakukan reformasi sistem pertanahan, memberikan penghargaan kepada warga negara yang berjasa dan menata ulang sistem kependudukan serta beberapa reformasi di bidang politik dan ekonomi sehingga Dinasti menjadi sebuah Negara Kerajaan yang Makmur dan berhasil menjadi salah satu negara terkuat pada zaman periode negara berperang (Zhan Guo). Tetapi reformasi Shang Yang selalu dihalangi oleh pihak konvensional,  Shang Yang kemudian dihukum mati oleh Raja Qin yang baru yakni Raja Qin Hui Wang [秦惠王]. Reformasi yang dilakukan oleh Shang Yang diterima oleh sebagian besar Rakyat negara Kerajaan Qin, reformasi yang dilakukan Shang Yang berhasil menjadi dasar dari kebijakan Negara Kerajaan Qin yang juga merupakan salah satu pondasi yang kuat hingga Kerajaan Qin berhasil mempersatukan Negara China.

Negara Kerajaan Han [韩国]

Negara Kerajaan Han adalah salah satu negara pecahan dari Negara Adipati Jin [晋国] . Di bagian Timur adalah Negara Kerajaan Wei dan bagian barat adalah Han Gu Guan [函谷关] milik Negara Kerajaan Qin. Negara Kerajaan Han yang terletak di daerah strategis militer ini selalu mengakibatan Negara Kerajaan Han berada di posisi terancam sehingga peperangan kerap terjadi di Negara Kerajaan Han. Pada tahun 358 SM, Kepala Negara Han Zhao Hou [韩昭侯] menggunakan reformis Shen Bu Hai [申不害] sebagai Perdana Menteri dan menerapkan berbagai kebijakan politik yang tegas dan ketat sehingga Negara Kerajaan Han dapat memperkuat sementara kondisi Negaranya. Tetapi  tak lama kemudian, kekuatan tersebut melemah sehingga menjadi negara kerajaan yang pertama dimusnahkan oleh negara kerajaan Qin.

Negara Kerajaan Wei [魏国]

Sama seperti Negara Han, Negara Kerajaan Wei juga merupakan salah satu Negara yang terpecah dari Negara Adipati Jin, tetapi Negara Kerajaan Wei merupakan yang terkuat diantara negara pecahan tersebut. Kepala Negara Wei Wen Hou [魏文侯] melakukan reformasi Li Kui [李悝变法] yang menjadikan Perpolitikan, Perekonomian dan Kemiliteran semakin kuat. Pada tahun 344 SM, Raja Wei Hui Wang [魏惠王] memindahkan Ibukkota dari Kota “An Yi [安邑]” ke Kota “Da Liang [大梁]”  (sekarang di Propinsi Henan, Kota Kaifeng).  Tahun 354 SM, Negara Kerajaan Wei melakukan invasi terhadap Negara Kerajaan Zhao [赵国], Negara Kerajaan Qi [齐国] kemudian mengirimkan bala bantuan untuk menyelamatkan Negara Kerajaan Zhao dan berhasil mengalahkan Negara Wei. Setelah itu, Jenderal Tian Ji [田忌] dan Penasehat Militer Sun Bin [孙膑] menggunakan Taktik perang “Menambahkan Tentara, Mengurangi Jumlah Kompor masak” atau “Zeng Bing Jian Zao [增兵减灶]” berhasil mengalahkan lagi Tentara Negara Kerajaan Wei di daerah Ma Ling [马陵]. Setelah kekalahan tersebut, Negara Kerajaan Wei benar-benar terpukul dan tidak bisa bangkit lagi sebagai Negara kuat sampai akhirnya dimusnahkan oleh Dinasti Qin.

Negara Kerajaan Zhao [赵国]

Negara Kerajaan Zhao juga merupakan Negara Kerajaan yang terpecah dari Negara Adipati Jin. Ibukota Negara Zhao adalah Han Dan [邯郸]. Negara Kerajaan Zhao bertetangga dengan Negara Kerajaan Qi dan Negara Kerajaan Yan. Di Negara Kerajaan Zhao, terdapat Lin Xiang Ru [蔺相如] sebagai Perdana Menteri yang berbakat dan Jenderal  Lian Po [廉颇] serta pejabat-pejabat lainnya yang setia terhadap Negara sehingga menjadikan Negara Zhao menjadi Negara yang Kuat pada saat itu. Tetapi pada tahun 260 SM, Jenderal Negara Qin Bai Qi [白起] menggunakan  taktik yang merusak hubungan Raja Zhao dengan Jenderal Lian Po dan Perdana Menteri Lin Xiang Ru hingga akhirnya Raja Zhao mengutuskan Jenderal Zhao Kuo untuk melakukan perlawanan terhadap Negara Qin. Oleh karena itu, Pasukan Militer Qin berhasil mengalahkan Pasukan Militer Zhao di Chang Ping serta membunuh sebanyak Empat Ratus Ribu (400.000) Prajurit Negara Zhao hingga akhirnya dimusnahkan oleh Dinasti Qin.

Negara Kerajaan Yan [燕国]

Negara Kerajaan Yan pada awalnya adalah sebuah Negara kecil yang berada di bagian utara, karena letaknya yang agak jauh dari pusat (Zhong Yuan), maka Negara Kerajaan Yan dapat menikmati ketenangan dan terhindar dari peperangan dalam waktu yang cukup lama sehingga pada akhir-akhir zaman semi gugur Negara Kerajaan Yan telah tumbuh menjadi sebuah Negara yang besar dan kuat. Pada zaman periode Negara berperang (Zhan Guo), Pangeran Dan [太子丹] merasakan kekuatan Negara Qin yang akan mengancam keberadaan Negara Yan, Pangeran Dan kemudian mengutuskan seorang pembunuh yang bernama Jing Ke [荆轲] untuk membunuh Raja Qin, tetapi gagal. Hal ini membuat Raja Qin marah dan benci terhadap Negara Yan. Akhirnya, pada tahun 226 SM, Raja Qin menyerang Negara Yan dan berhasil menduduki Ibukotanya yaitu Kota “Ji [蓟]” (sekarang adalah Bei Jing). Dengan demikian berakhirlah Negara Kerajaan Yan.

 

Negara Kerajaan Qi  [齐国]

Negara Kerajaan Qi merupakan Negara yang terkuat diantara Negara-negara lainnya pada zaman semi gugur (Chun Qiu [春秋])dan Periode Negara Berperang (Zhan Guo [战国]). Karena letaknya yang berjauhan dengan Negara Kerajaan Qin, Negara Qi hampir tidak pernah berperang dengan Negara Qin. Pada tahun 214 SM, saat Negara Yan terjadi kekacauan dalam perebutan kekuasaan internal, Raja Qi Xuan Wang [齐宣王] mengambil kesempatan untuk menyerang dan berhasil menduduki ibukota Negara Yan yaitu Kota Ji [蓟], tetapi karena penolakan Rakyat Negara Yan yang sangat luar biasa, akhirnya Pasukan Militer Negara Kerajaan Qi mundur dan kembali ke negaranya. Raja Yan Zhao Wang [燕昭王] kemudian membalas dendam dengan mengadakan persekutuan dengan Negara Kerajaan Qin, Negara Kerajaan Chu, Negara Kerajaan Wei, Negara Kerajaan Zhao dan Negara Kerajaan Zhao melakukan penyerangan secara besar-besaran terhadap Negara Kerajaan Qi. Pasukan sekutu berhasil menduduki sebagian besar wilayah Negara kerajaan Qi dalam waktu hanya setengah tahun, Kerajaan Qi hampir saja musnah karena hanya tinggal 2 Kota yang berhasil dipertahankannya. Jenderal Negara Qi yang bernama Tian Dan [田单] kemudian menggunakan 2 Kota tersebut sebagai Pusat perlawanan kembali, dan akhirnya Jenderal Tian Dan berhasil mengalahkan Pasukan Yan dan mempertahankan Negara Qi. Tetapi peperangan yang terus menerus selama 5 tahun ini membuat Negara Kerajaan Qi menjadi sangat lemah dan tidak dapat bangkit kembali lagi hingga terakhir dimusnahkan oleh Dinasti Qin.

 

Pada zaman periode Negara berperang ini, banyak pemikir-pemikir dan ahli filsafat yang bermunculan, diantaranya adalah Kongfucu yang mewakili konfusianisme, Lao tze dan Chuang Tze yang mewakili Taoisme, Han Fei Zi yang mewakili Legalisme serta pemikir-pemikir lainnya yang mengajarkan teori-teori untuk memajukan pemerintahan dan perekonomian. Teori-teori dan pemikiran-pemikiran diutarakan oleh para pemikir saat itu sangat mempengaruhi perpolitikan, perekonomian serta sosial budaya pada zaman periode Negara Berperang bahkan pengaruhnya juga dapat kita rasakan hingga saat ini.

Tahun 230SM, Raja Qin Yin Zheng [赢政] memulai perjuangan mempersatukan daratan China, hanya dalam waktu 9 tahun, tepatnya tahun 221SM, Negara Kerajaan Qin berhasil mempersatukan kembali daratan China dengan memusnahkan 6 Negara lainnya yakni Negara Kerajaan Han, Negara Kerajaan Zhao, Negara Kerajaan Wei, Negara Kerajaan Chu, Negara Kerajaan Yan serta Negara Kerajaan Qi.  China yang terpecah belah selama 600 tahun akhirnya bersatu kembali menjadi satu kebangsaan tunggal yaitu Bangsa China. Negara Kerajaan Qin memulai sejarah baru China dengan menyebutnya Dinasti Qin [秦朝].

The post Periode Negara Berperang (Zhan Guo) dalam Sejarah China appeared first on Dinaviriya.


Sejarah Guan Yu (Guan Gong)

$
0
0

Sejarah Guan Yu (Guan Gong)Guan Yu [关羽] atau Guan Yun Chang [关云长] adalah seorang tokoh yang hidup pada masa Samkok (Tiga Kerajaan) sebagai Jenderal Besar di Kerajaan Shu Han [蜀汉]. Guan Yu bersama dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Jenderal Zhang Fei, Jenderal Zhao Yun dan Penasehat Militer Zhuge Liang membantu Liu Bei mendirikan Negara Kerajaan Shu Han yaitu salah satu NegaraKerajaan di Masa Tiga Kerajaan (Samkok/Sanguo). Guan Yu menjabat sebagai Jenderal Besar dan juga gelar bangsawan Shou Ting Hou [寿亭侯] di Dinasti Han.

Pada tahun 184, Guan Yu melanggar hukum di Kampung halaman yaitu deaerah Hedong  yang memaksanya harus melarikan diri. Setibanya di daerah Zhuo Jun [涿郡], Guan Yu bertemu dengan Liu Bei  [刘备] yang sedang merekrut prajurit untuk membantu pemerintah Dinasti Han dalam membasmi pemberontakan Huang Jin. Karena memiliki tujuan dan cita-cita yang sama yaitu membangkitkan kembali Dinasti Han dan Rakyat dapat hidup damai sejahtera, akhirnya Guan Yu memutuskan untuk ikut Liu Bei dalam memperjuangkan cita-citanya tersebut.

Puluhan Peperangan pun dihadapinya bersama dengan Sahabat Akrabnya Liu Bei dan Zhang Fei [张飞] tanpa ada rasa ketakutan dan kemunduran semangat. Meskipun dalam peperangan kerap terjadi kekalahan dan ketidakpastian, Guan Yu tidak pernah mengeluh dan menyesal serta tetap setia (loyal) terhadap Kakak Angkatnya Liu Bei yang juga sebagai Pemimpinnya.

Tahun 196, Liu Bei bergabung dengan pihak Cao Cao [曹操] yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Dinasti Han serta merupakan kelompok yang memiliki kekuasaan dan kekuatan terbesar. Guan Yu pernah mengusulkan kepada Liu Bei untuk membunuh Cao Cao saat melakukan kegiatan berburu binatang liar di hutan. Tetapi usulan tersebut ditolak oleh Liu Bei.

Pada tahun 199, Liu Bei memberontak Cao Cao karena perbedaan ideologi dan melarikan diri ke Propinsi Xu Zhou [徐州] , Guan Yu ditugaskan untuk menjaga Kota Xia Pi [下邳] sebagai Tai Shou [太守] (setingkat Bupati).

Tahun 200, Cao Cao menyerang Propinsi Xu Zhou, Liu Bei dan Zhang Fei melarikan diri dan tidak tahu keberadaannya. Untuk melindungi Istri Liu Bei, Guan Yu terpaksa menyerahkan diri dan bergabung ke pihak Cao Cao. Cao Cao kemudian mengangkat Guan Yu sebagai Jenderal dan berusaha memenuhi semua kebutuhannya. Cao Cao juga mengutuskan Zhang Liao [张辽] (temannya Guan Yu yang telah bergabung dengan pihak Cao Cao) untuk mengetahui keinginan sebenarnya Guan Yu. Guan Yu kemudian mengatakan kepada Zhang Liao, “Saya sangat jelas bahwa Cao Cao sangat baik terhadap saya, Tetapi saya juga berhutang budi dengan Liu Bei dan pernah bersumpah akan sehidup semati dengannya, Saya tidak akan mengingkari Janji Sumpah tersebut. Oleh karena itu, saya tetap akan berusaha untuk mencari Liu Bei, akan tetapi sebelum saya meninggalkan Cao Cao, saya akan melakukan sesuatu hal yang berjasa untuk membalas budinya”. Setelah mengetahui niat Guan Yu tersebut, Cao Cao merasakan kesetiaan Guan Yu yang luar biasa.

Pada suatu peperangan antara Cao Cao dengan Yuan Shao [袁绍] yang dikenal dengan Perang Guandu [官渡之战], Yuan Shao mengirimkan pasukan dibawah kepimpinan Jenderal terhebatnya yaitu Jenderal Yan Liang [颜良] menyerang daerah Bai Ma [白马] sehingga pertahanan Bai Ma dalam situasi yang sangat mendesak. Cao Cao mengirim bala bantuan yang dipimpin oleh Zhang Liao dan Guan Yu untuk mempertahankan daerah Bai Ma. Pada peperangan tersebut, Guan Yu berhasil memenggal kepala Yan Liang, Pasukan Yan Liang akhirnya mundur dan daerah Bai Ma terselamatkan. Untuk mencegah kepergian Guan Yu, Cao Cao kemudian meminta Kaisar Han Xian Di untuk mengangkat Guan Yu menjadi Bangsawan Shou Ting Hou [寿亭侯].

Tahun 200, Guan Yu akhirnya mengetahui keberadaan Liu Bei, Guan Yu kemudian meninggalkan semua Harta benda hasil penghargaan dari Coa Cao dan pergi untuk menemui Liu Bei. Jenderal-jenderal yang dibawah pimpinan Cao Cao mengusulkan untuk mengejar dan membunuh Guan Yu agar tidak menjadi ancaman dikemudian hari. Tetapi Cao Cao menolak usulan tersebut. Guan Yu berhasil menemui Liu Bei di Kota Ru’nan [汝南].

Pada tahun 208, Liu Bei bersekutu dengan Kelompok Dong Wu (Wu Timur) melakukan perlawanan terhadap serangan Cao Cao, Peperangan ini terkenal dengan Perang  Chi Bi [赤壁之战]. Dalam Perang Chi Bi, Sekutu Liu Bei dan Sun Quan (Dong Wu/Wu Timur) berhasil mengalahkan Cao Cao. Atas bantuan Guan Yu, Zhang Fei dan Zhao Yun, Liu Bei akhirnya berhasil menguasai wilayah Jiang Nan [江南]. Liu Bei kemudian mengangkat Guan Yu sebagai  Tai Shou [太守] (setingkat Bupati) Kota Xiang Yang [襄阳] dengan Jabatan Jenderal.

Tahun 211, Liu Bei melakukan invasi terhadap wilayah Shu [蜀] dan memerintahkan Zhuge Liang [诸葛亮] bersama dengan  Guan Yu untuk menjaga Propinsi Jing Zhou [荆州]. Setahun kemudian, Zhuge Liang juga diperintahkan untuk masuk ke wilayah Shu sehingga hanya tinggal Guan Yu saja yang menjaga Wilayah Propinsi Jing Zhou.

Tiga Kerajaan dalam Sejarah ChinaPada musim semi Tahun 215, Sun Quan gagal meminta kembali wilayah Jing Zhou dari Liu Bei sehingga Sun Quan memerintahkan Lu Meng untuk menyerang dan menduduki daerah Chang Sha [长沙] , Gui Yang [桂阳] dan mengepung daerah Ling Ling [零陵郡]. Pada bulan 5, Liu Bei memimpin 50.000 pasukan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Pasukan Dong Wu dan juga memerintahkan Guan Yu memimpin 30.000 pasukan untuk membantunya. Tetapi kelompok Dong Wu juga sudah melakukan persiapan yang matang sehingga hampir tidak mungkin untuk merebutnya kembali. Pada saat tersebut, Jenderal Dong Wu yang bernama Lu Su [鲁肃] mengundang Guan Yu untuk bertemu di Kota Yi Yang [益阳] dimana Pasukan Dong Wu berada. Guan Yu menghadiri undangan tersebut dengan hanya membawa 2 orang pendampingnya. Guan Yu pun berhasil kembali dengan selamat.

Tahun 219, Liu Bei menobatkan dirinya menjadi Raja Han Zhong [汉中王] dan mengangkat Guan Yu menjadi Jenderal Besar. Bulan 7, Guan Yu tidak menghiraukan ancaman dari Dong Wu sehingga melakukan penyerangan terhadap Kota Fan Cheng [樊城] yang merupakan wilayah kekuasaan Negara Kerajaan Wei Cao Cao.  Cao Cao kemudian mengirimkan bala bantuan yang dipimpin oleh Jenderal Yu Jin [于禁], Guan Yu mengambil strategi dengan mengiringi air sungai Han ke daerah tempat bala bantuan Kerajaan Wei berada sehingga berhasil menghancurkan seluruh pasukan bantuan yang berasal Negara Kerajaan Wei serta menangkap Jenderal Yu Jin. Cao Cao merasa terancam dan berniat untuk memindahkan Ibukotanya. Tetapi penasehatnya Sima Yu [司马懿] mengusulkan untuk bersekutu dengan Sun Quan (Raja Dong Wu) untuk menyerang Pasukan Guan Yu dari belakang. Cao Cao menyetujui usulan tersebut dan Sun Quan pun bersedia untuk melakukan persekutuan dengan Cao Cao. Sun Quan kemudian memerintahkan Jenderal Lu Meng untuk mempersiapkan penyerangan. Atas usulan dari penasehat militernya, Cao Cao sengaja membocorkan penyerangan Sun Quan ini kepada Guan Yu dengan maksud agar Guan Yu dapat mundur dan membatalkan penyerangan lebih lanjut. Setelah mengetahui bahwa Jenderal Lu Meng sudah mempersiapkan penyerangan terhadap Propinsi Jing Zhou, Guan Yu menjadi ragu dan tertunda dalam pengambilan keputusan apakah ingin terus maju menyerang Kerajaan Wei atau mundur untuk memperkuat pertahanan di Propinsi Jing Zhou.

Di tambah lagi, anak buah Guan Yu yang ditugaskan dalam menjaga pertahanan di Wilayah Nan Jun [南郡] seperti Mi Fang [糜芳] dan Jenderal Fu Shi Ren [傅士仁] yang tidak puas dengan Guan Yu juga membelot ke pihak Sun Quan. Pasukan Kerajaan Wu juga menyandera keluarga-keluarga Prajurit Shu, dengan demikian semangat perjuangan para prajurit Shu menjadi sangat rendah. Pasukan Kerajaan Wu yang telah bekerjasama dengan Kerajaan Wei kemudian melakukan pengepungan terhadap pasukan yang dipimpin oleh Guan Yu dan akhirnya berhasil dikalahkan oleh pasukan sekutu Kerajaan Wu dan Kerajaan Wei.

Guan Yu bersama dengan beberapa prajurit Kerajaan Shu yang tersisa mundur dan menuju ke wilayah kekuasaan Kerajaan Shu yakni Kota Shang Yong [上庸]. Tetapi sebelum tibanya di perbatasan wilayah kerajaan Shu, Guan Yu ditangkap oleh seorang prajurit Kerajaan Wu yang bernama Ma Zhong [马忠]. Guan Yu yang memiliki loyalitas tinggi terhadap Liu Bei tetap tidak ingin menyerahkan diri dan akhirnya dibunuh oleh Kerajaan Wu dengan hukuman penggal kepala. Guan Yu wafat pada usia 56 tahun.

Di Agama Buddha, Guan Yu adalah Bodhisatwa pelindung Dhamma. Sedangkan di Taoisme dan Konfusianisme, Guan Yu adalah Lambang Kesetiaan (Loyalitas) dengan gelar “Guan Sheng Di Jun [关圣帝君]”.

Di kalangan warga Tionghoa, Guan Yu lebih dikenal nama “Guan Gong [关公]”

The post Sejarah Guan Yu (Guan Gong) appeared first on Dinaviriya.

Sejarah Sun Tzu, Ahli Militer Penulis “Seni Perang Sun Tzu”

$
0
0

Sun Tzu (Sun Zi)Sun Tzu (Sun Zi [孙子]) yang nama aslinya adalah Sun Wu [孙武] merupakan seorang ahli militer dan Jenderal Besar di Kerajaan Wu pada masa musim semi gugur China [春秋].  Karyanya “Sun Zi Bing Fa [孙子兵法]” atau “Seni Perang Sun Tzu” memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sejarah dan seni budaya Negara China serta Asia. Buku Militernya yang berjudul “Sun Zi Bing Fa” telah di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipergunakan sebagai strategi dalam dunia bisnis pada zaman sekarang ini. Buku “Sun Zi Bing Fa” dalam bahasa Inggris dikenal dengan “The Art of War”.

Sun Tzu (tahun 544 SM – 470 SM) adalah warga Negara Kerajaan Qi (sekarang di propinsi Shandong, China) dan merupakan keturunan dari keluarga yang memiliki bakat militer yang tinggi, Kakeknya adalah seorang Jenderal terkenal di Kerajaan Qi. Sejak kecil, Sun Tzu sudah sangat senang meneliti kemiliteran dan memiliki pendapat tersendiri di bidang kemiliteran ini. Saat Sun Tzu berumur 18 Tahun, Kerajaan Qi terjadi perang saudara yang berkepanjangan diantara para bangsawan yang saling merebut kekuasaan kerajaan Qi. Sun Tzu yang kecewa dengan kondisi negaranya tersebut dan berpendapat bahwa bakatnya tidak akan dipergunakan lagi di Kerajaan Qi. Oleh karena itu, Sun Tzu meninggalkan Negara Kerajaan Qi [齐国] dan menuju ke Negara Kerajaan Wu [吴国] yang berada di bagian selatan China.

Sesampainya di Negara Kerajaan Wu, Sun Tzu menetap di Ibukota Kerajaan Wu yaitu Gu Su [姑苏] (Sekarang di Propinsi Jiangsu, Kota Suzhou, China) dan meneruskan penelitian dan penulisan buku Militernya. Di Kerajaan Wu, Sun Tzu bertemu dengan Wu Zi Xu [伍子胥] yang juga merupakan seorang pejabat militer di Kerajaan Wu.

Raja Wu yang bernama He Lu [阖闾] bercita-cita untuk menjadikan Negara Kerajaan Wu sebagai Negara yang besar dan disegani oleh Negara lainnya. Sasaran utamanya adalah menaklukkan Negara Kerajaan Chu [楚国] yang merupakan salah satu Negara Kerajaan terbesar dan terkuat pada Masa Semi Gugur. Tetapi Raja Wu tidak menemukan seorang Jenderal yang sesuai dengan misi tersebut. Wu Zi Xu kemudian memperkenalkan dan menyakinkan kemampuan Sun Tzu kepada Raja Wu sebanyak 7 kali. Raja Wu akhirnya menerima  usulan Wu Zi Xu dan memerintahkannya untuk mengundang Sun Tzu ke Istana.

Sun Tzu kemudian mempersembahkan Buku Militer hasil karyanya yang berjumlah 13 BAB kepada Raja Wu. Setelah mempelajarinya, Raja Wu sangat senang dan memuji Sun Tzu atas bakat yang luar biasa di bidang kemiliteran ini.

Untuk menguji kemampuan Sun Tzu dalam memimpin Pasukan Militer. Raja Wu sengaja memilih 180 wanita pembantu Istana dan memerintahkan Sun Tzu untuk melatihkan 180 wanita pembantu Istana tersebut menjadi Pasukan Elit yang siap untuk perang.  Sun Tzu kemudian membagi 180 wanita pembantu istana tersebut menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang Selir kesayangan Raja Wu. Sun Tzu kemudian mengajarkan berbagai perintah militer. Tetapi tidak ada satupun yang menghiraukan perintah tersebut. Kelompok Pasukan tersebut kacau balau. Melihat kondisi ini, Sun Tzu kemudian memerintahkan untuk menghukum kedua pemimpin kelompok yang juga adalah Selir Kesayangan Raja Wu dengan hukuman memenggal kepala mereka. Menurut Sun Tzu, kekacauan yang terjadi di dalam kelompok adalah tanggung jawab dan ketidakmampuan Pemimpinnya. Hukuman ini dicegah oleh Raja Wu tetapi Sun Tzu mengatakan bahwa dalam memimpin Pasukan Perang, ketegasan dan Dispilin merupakan kunci utama kemenangan. Akhirnya Raja Wu merelakan hukuman tersebut meskipun dengan hati yang tidak senang dan sangat terpaksa. Setelah mengeksekusi kedua Selir kesayangan Raja Wu, Sun Tzu kemudian mengangkat 2 Wanita pembantu Istana yang berdiri di barisan paling depan menjadi Pemimpin kelompok. Akhirnya, Semua anggota kelompok menjadi displin dan teratur mengikuti pelatihan tersebut. Sun Tzu berhasil membuat sekelompok Wanita Pembantu Istana menjadi Pasukan Militer yang berdisiplin tinggi dan siap untuk perang. Peristiwa tersebut dikenal dengan “Melatih Perang di Istana Wu, Memenggal Selir Raja” atau “Wu Gong Jiao Zhan, Zhan Mei Ji [吴宫教战,斩美姬]”.

Sun Tzu kemudian dilantik menjadi Panglima Jenderal tertinggi Kerajaan Wu. Bersama dengan Wu Zi Xu membantu Raja Wu memerintah Kerajaan Wu serta meningkatkan kekuatan Militernya. Pada Tahun 506 SM, Raja Wu memerintahkan Sun Tzu dan Wu Zi Xu menyerang Negara Kerajaan Chu.  Sun Tzu menggunakan strategi Penyerangan secara diam-diam agar mendapatkan kemenangan Mutlak.  Di Bai Ju [柏举], Pasukan yang dipimpin oleh Sun Tzu berhasil mengalahkan Pasukan Kerajaan Chu. Dalam 5 kali perperangan, semuanya dimenangi oleh Pasukan Kerajaan Wu yang dipimpin oleh Sun Tzu.

Kemenangan tersebut membuktikan kekuatan Kerajaan Wu dan berhasil menjadikan Kerajaan Wu sebagai Negara Terkuat di bagian selatan serta disegani oleh Negara-negara lainnya. Kerajaan-Kerajaan di bagian Utara seperti Negara Kerajaan Qi dan Negara Kerajaan Jin juga merasa terancam atas bangkitnya Negara Kerajaan Wu. Kerajaan Wu akhirnya berhasil menjadi salah satu dari 5 Kerajaan Terkuat di masa Musim Semi dan Gugur.

Salah satu buku yang mencatat Sejarah dan Biografi Sun Tzu adalah Buku “Shǐ jì. Sūn zi wú qǐ liè zhuàn [史记.孙子吴起列传]” atau  “Catatan Sejarah, Biografi Sun Tzu dan kebangkitan Kerajaan Wu”, karya Sima Qian [司马迁].

The post Sejarah Sun Tzu, Ahli Militer Penulis “Seni Perang Sun Tzu” appeared first on Dinaviriya.

Festival Dong Zhi dan Cerita Asal usulnya

$
0
0

Festival Dong Zhi TionghoaFestival Dong Zhi [冬至节] merupakan salah satu Hari Raya atau Festival dalam Tradisi Tionghoa yang masih dirayakan sampai saat ini. “Dong Zhi” pada dasarnya adalah salah satu dari 24 Jie Qi (24 Iklim dan Musim) dalam kalender Imlek, tetapi karena keunikan Jie Qi-nya yaitu memiliki siang hari (terang) yang terpendek dan malam hari (gelap) yang terpanjang dalam satu tahun yang bersangkutan, Masyarakat Tionghoa juga merayakan Hari Dong Zhi sebagai Hari Raya (Festival). Setelah Hari Dong Zhi, Siang hari (hari yang terang) akan bertambah panjang hari demi hari, pada umumnya dianggap sebagai awal dari siklus perputaran Jie Qi dalam setahun. Pada Zaman dulu, Hari Dong Zhi pernah dianggap sebagai Festival terbesar  dan lebih penting daripada Tahun Baru Imlek.

Pada 2500 tahun yang lalu, ahli astrologi zaman Chun Qiu (zaman semi gugur) telah berhasil menetapkan hari Dong Zhi dengan akurat. Oleh karena itu, Hari Dong Zhi adalah hari yang paling awal ditetapkan sebagai salah satu Jie Qi dari 24 Jie Qi dalam Kalender Imlek. Hari Dong Zhi biasanya jatuh pada bulan 12 tanggal 22 atau 23 penanggalan Kalender Imlek setiap tahunnya.

Saat ini, beberapa daerah di daratan China, terutama di bagian Utara China, Warga Tionghoa merayakan Festival Dong Zhi dengan Makan Wanton (pangsit) dan Daging Kambing. Sedangkan di bagian Selatan termasuk Asia Tenggara, Warga Tionghoa merayakan Festival Dong Zhi dengan Tang Yuan [汤圆] yaitu makanan yang terbuat dari Beras Ketan yang kemudian dibentuk seperti bola kecil, ada yang diisikan dengan kacang merah atau juga yang tidak. Pada Festival Dong Zhi, Warga Tionghoa juga mempunyai tradisi  melakukan sembahyang leluhur.

Hari Dong Zhi dirayakan sebagai Hari Raya pada Zaman Dinasti Han dan mulai populer pada Zaman Dinasti Tang yang kemudian diwariskan turun temurun hingga kini. Pada catatan “Qing Jia [清嘉录]”, dituliskan bahwa “Hari Dong Zhi lebih besar daripada Tahun Baru”. Dari catatan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Warga Tionghoa pada zaman dulu sangat memperhatikan Hari Dong Zhi. Warga Tionghoa beranggapan bahwa Dong Zhi merupakan perubahan dari Yin dan Yang, merupakan berkah dari Tuhan.

Pada Dinasti Han, Hari Dong Zhi disebut sebagai Festival Musim Dingin (Dong Jie [冬节]) , semua Instansi Pemerintahan harus melakukan perayaan dan meliburkan semua pegawai sipilnya, Gerbang Perbatasan ditutup, tidak ada aktivitas perdagangan, melakukan silaturahmi atau saling berkunjung untuk meningkatkan rasa kekeluargaan.

Sedangkan pada Dinasti Tang dan Dinasti Song, Hari Dong Zhi merupakan Hari untuk melakukan Sembahyang Leluhur dan berdoa kepada Tuhan. Kaisar melakukan Ritual Sembahyang dan Persembahan kepada Tuhan dan Leluhurnya. Rakyat melakukan Sembahyang kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Sampai saat ini, masih banyak warga Tionghoa yang melakukan Sembahyang leluhur di Hari Dong Zhi ini.

Cerita Mengenai Asal Usul Festival Dong Zhi

Terdapat 3 Cerita ataupun Legenda mengenai Asal Usul Festival Dong Zhi dan juga makanan khas Dong Zhi yaitu Makanan Wanton, Tradisi Makan Daging Kambing dan juga Makanan Nasi Ketan Kacang Merah (sekarang lebih dikenal dengan Tang Yuan [汤圆]).

Makan Wanton/Pangsit di Festival Dong Zhi

Pada Dinasti Han, Suku Xiong Nu yang berada di utara China sering mengusik keamanan di perbatasan, mereka melakukan perampasan harta rakyat Han dan juga merebut wilayah Dinasti Han. Rakyat Dinasti Han yang tinggal disekitar perbatasan tidak dapat hidup dengan tenang. Saat itu, Suku Xiong Nu dipimpin oleh 2 Marga, yaitu Marga Hun [浑] dan Marga Tun [屯]. Rakyat Dinasti Han sangat membenci mereka sehingga dibuatlah sejenis makanan dengan bentuk Tanduk dan didalamnya diisi dengan daging yang kemudian disebut dengan nama Hun Tun [馄饨] (Wanton atau Pangsit). Hun Tun memiliki nada yang sama dengan marga kedua pemimpin Xiong Nu tersebut yaitu “Hun” dan “Tun”. Memakan Hun Tun (Wanton/pangsit) memiliki arti memakan kedua pemimpin Xiong Nu dan berdoa supaya dapat hidup dengan tenang dan damai. Makanan Hun Tun ini diciptakan pada Hari Dong Zhi, sehingga setiap keluarga memakan Hun Tun (Wanton/Pangsit) pada hari Dong Zhi.

 Makan Daging Kambing di Festival Dong Zhi

Tradisi Makan Daging Kambing dimulai pada Dinasti Han. Konon, Jenderal Fan Kuai [樊哙] mempersembahkan Masakan daging Anjing kepada Kaisar Pertama Dinasti Han yaitu Han Gao Zu Liu Bang pada hari Dong Zhi. Setelah memakannya, Han Gao Zu memuji keenakan daging Anjing dan sangat menyukai masakan tersebut. Semenjak itu, Rakyat Dinasti Han pun memulai makan daging Anjing dan Kambing pada Hari Dong Zhi. Sampai saat ini, makan daging anjing mulai ditinggalkan, tetapi memakan daging kambing dan makanan-makanan bergizi lainnya tetap dipertahankan.

Tradisi berkumpul bersama dan makan Tang Yuan

Di daerah Jiang Nan, pada Festival Dong Zhi, semua anggota keluarga berkumpul dan sama-sama menikmati makanan yang terbuat dari beras ketan dan Kacang Merah. Tradisi tersebut berasal dari cerita seorang  yang bermarga Gong Gong [共工]. Dia memiliki seorang  putra yang jahat, sering berbuat segala kejahatan yang menganggu keamanan masyarakat.  Orang Jahat tersebut meninggal dunia di hari Dong Zhi dan menjadi Setan Penyakit yang masih tetap mengganggu masyarakat. Tetapi Setan Penyakit tersebut takut akan Kacang Merah sehingga Masyarakat saat itu memasak Nasi Kacang Merah dan memakannya untuk mengusir Setan Penyakit dan menghindari Penyakit.

Pada tahun 2013, Festival Dong Zhi [冬至节] jatuh pada tanggal 22 Desember 2013.

SELAMAT MERAYAKAN HARI “DONG ZHI”….

冬至快乐 。。。。

The post Festival Dong Zhi dan Cerita Asal usulnya appeared first on Dinaviriya.

Urutan 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa dan Tahun yang diwakilinya

$
0
0

urutan 12 shioShio atau kadang disebut juga dengan Zodiak Tionghoa adalah simbol binatang yang digunakan untuk melambangkan Tahun dalam astrologi Tionghoa dan kalender Imlek. Dalam Tradisi Tionghoa, setiap orang dilahirkan pasti memiliki Shio yang dikaitkan dengan Tahun kelahirannya. Jumlah Shio dalam Tradisi Tionghoa terdiri dari 12 Binatang dan disebut dengan 12 Shio yang mewakili siklus 12 tahunan.  Penetapan Shio bagi seseorang adalah berdasarkan Kalender Imlek yang merupakan Kalender yang sistem perhitungan Waktu, Hari, Bulan dan Tahun berdasarkan perputaran Bulan. Hal ini berbeda dengan Sistem Kalender Internasional yang berdasarkan perputaran Matahari.

Pada Kalender Imlek, Shio baru akan dimulai pada setiap Tahun Baru Imlek yaitu bulan 1 tanggal 1 dan berakhir pada tanggal 29 atau 30 bulan 12 yaitu satu hari sebelum Tahun Baru Imlek (Chinese New Year Eve).

Shio dalam bahasa Mandarin disebut dengan Sheng Xiao [生肖]

Urutan 12 Shio

Berikut ini adalah Urutan 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa dan Tahun-tahun yang diwakilinya.

No. Urut Shio Gambar Tahun yang diwakilinya
1 Tikus [鼠]  shio tikus 18 Jan 1912   –   05 Jan 1913
05 Feb 1924   –   24 Jan 1925
24 Jan 1936   –   10 Feb 1937
10 Feb 1948   –   28 Jan 1949
28 Jan 1960   –   14 Feb 1961
15 Feb 1972   –   12 Feb 1973
02 Feb 1984   –   19 Feb 1985
19 Feb 1996   –   06 Feb 1997
2 Sapi [牛]  Shio Kerbau 06 Feb 1913   –   25 Jan 1914
25 Jan 1925   –   12 Feb 1926
11 Feb 1937   –   30 Jan 1938
29 Jan 1949   –   16 Feb 1950
15 Feb 1961   –   04 Feb 1962
03 Feb 1973   –   22 Jan 1974
20 Feb 1985   –   08 Feb 1986
07 Feb 1997   –   27 Jan 1998
3 Harimau [虎]  Shio Harimau 25 Jan 1914   –   13 Feb 1915
13 Feb 1926   –   01 Feb 1927
31 Jan 1938   –   18 Feb 1939
17 Feb 1950   –   05 Feb 1951
05 Feb 1962   –   24 Jan 1963
23 Jan 1974   –   10 Feb 1975
09 Feb 1986   –   28 Jan 1987
28 Jan 1998   –   15 Feb 1999
4 Kelinci [兔]  Shio Kelinci 14 Feb 1915   -  02 Feb 1916
02 Feb 1927   -  22 Jan 1928
19 Feb 1939   -  07 Feb 1940
06 Feb 1951   -  26 Jan 1952
25 Jan 1963   -  12 Feb 1964
11 Feb 1975   -  30 Jan 1976
29 Feb 1987   -  16 Feb 1988
16 Feb 1999   -  04 Feb 2000
5 Naga [龙]  Shio Naga 16 Feb 1904   –   03 Feb 1905
03 Feb 1916   –   22 Jan 1917
23 Jan 1928   –   09 Feb 1929
08 Feb 1940   –   28 Jan 1941
27 Jan 1952   –   13 Feb 1953
13 Feb 1964   –   01 Feb 1965
31 Jan 1976   –   17 Feb 1977
17 Feb 1988   –   05 Feb 1989
6 Ular [蛇]  Shio Ular  4 Feb 1905    -   24 Jan 1906
23 Jan 1917    -   10 Feb 1918
10 Feb 1929    -   29 Jan 1930
27 Jan 1941    -   14 Feb 1942
14 Feb 1953    -   02 Feb 1954
02 Feb 1965    -   20 Jan 1966
18 Feb 1977    -   06 Feb 1978
06 Feb 1989    -   26 Jan 1990
7 Kuda [马]  Shio Kuda 25 Jan 1906    -   12 Feb 1907
11 Feb 1918    -  31 Jan 1919
30 Jan 1930    -  16 Feb 1931
15 Feb 1942    -  04 Feb 1943
03 Feb 1954    -  23 Jan 1955
21 Jan 1966    -  08 Feb 1967
07 Feb 1978    -  27 Jan 1979
27 Jan 1990    -  14 Feb 1991
8 Kambing [羊]  Shio Kambing 13 Feb 1907    -   01 Feb 1908
01 Feb 1919    -   19 Feb 1920
17 Feb 1931    -   05 Feb 1932
05 Feb 1943    -   24 Jan 1944
24 Jan 1955    -   11 Feb 1956
09 Feb 1967    -   29 Jan 1968
28 Jan 1979    -   15 Feb 1980
15 Feb 1991    -   03 Feb 1992
9 Monyet [猴]  Shio Monyet 02 Feb 1908    -   21 Jan 1909
20 Feb 1920    -   07 Feb1921
06 Feb 1932    -   25 Jan 1933
25 Jan 1944    -   12 Feb 1945
12 Feb 1956    -   30 Jan 1957
30 Jan 1968    -   16 Feb 1969
16 Feb 1980    -   04 Feb 1981
04 Feb 1992    -    22 Jan 1993
10 Ayam [鸡]  shio ayam 22 Jan 1909    -   09 Feb 1910
08 Feb 1921    -   27 Jan 1922
26 Jan 1933    -   13 Feb 1934
13 Feb 1945    -   01 Feb 1946
31 Jan 1957    -   17 Feb 1958
17 Feb 1969    -   05 Feb 1970
05 Feb 1981    -   24 Jan 1982
23 Jan 1993    -   09 Feb 1934
11 Anjing [狗]  shio anjing 10 Feb 1910    -   29 Jan 1911
28 Jan 1922    -   15 Feb 1923
14 Feb 1934    -   03 Feb 1935
02 Feb 1946    -   21 Jan 1947
16 Feb 1958    -   07 Feb 1959
06 Feb 1970    -   26 Jan 1971
25 Jan 1982    -   21 Feb 1983
10 Feb 1994    -   30 Jan 1995
12 Babi [猪]  shio babi 30 Jan 1911    -   17 Feb 1912
16 Feb 1923    -   04 Feb 1924
04 Feb 1935    -   23 Jan 1936
22 Jan 1947    -   09 Feb 1948
08 Feb 1959    -   27 Jan 1960
27 Jan 1971    -   15 Jan 1972
13 Feb 1983    -   01 Feb 1984
31 Jan 1995    -   18 Feb 1996

Jadi Shio apakah anda?

The post Urutan 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa dan Tahun yang diwakilinya appeared first on Dinaviriya.

Cerita Legenda Asal Usul 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa

$
0
0

12 shioTikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi adalah Simbol Binatang dalam 12 Shio Tradisi Tionghoa. Setiap Binatang menandakan 1 tahunan, terdapat 12 binatang yang melambangkan 12 tahunan dalam kalender Imlek. Pada Tahun ke 13, Lambang Binatang akan kembali lagi pada nomor urut pertama dan seterusnya. 12 (dua belas) binatang tersebut harus berurut sesuai dengan nomor urutan. Jadi Tikus merupakan binatang yang menduduki nomor urut pertama dan yang paling terakhir adalah Babi.

 

Mengapa Tikus berada dalam nomor urut pertama? Mengapa 12 binatang tersebut yang dipilih? Sampai saat ini tidak ada seorang pun yang dapat menjawabnya dengan pasti. Tetapi banyak cerita maupun legenda yang beredar di Masyarakat Tionghoa mengenai Asal-usul penggunaan 12 Binatang tersebut dalam Shio dan juga asal usul Tikus menduduki urutan pertama diantara binatang-binatang lainnya.

Berikut ini adalah salah satu Cerita Legenda Asal usul 12 Shio dan Binatang-binatang yang diplihnya dalam melambangkan nama Tahun.

Konon, pada zaman dahulu kala di China, Masyarakat saat itu tidak mengetahui bagaimana caranya untuk menghitung Tahun, bulan, hari dan Waktu. Oleh sebab itu, Masyarakat saat itu memohon dan berdoa kepada Kaisar Langit (Yu Huang Da Di [玉皇大帝]) untuk mengajarkan cara perhitungan tersebut. Kaisar Langit (Yu Huang Da Di) kemudian berpikir bahwa Binatang dan Manusia mempunyai hubungan yang sangat dekat. Jika menggunakan Nama Binatang sebagai Nama Tahun, maka Manusia akan mudah mengingatkannya.

Tapi di Bumi terdapat banyak sekali jenis Binatang, bagaimana cara memilihnya?

Kaisar Langit akhirnya memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan penyeberangan Sungai pada Hari Ulang Tahunnya. 12 Binatang yang berhasil menyeberang dan mencapai titik akhir perlombaan  lebih duluan akan ditetapkan sebagai panggilan nama tahun. Setelah pengumuman tersebut diumumkan, semua binatang di muka bumi ini ingin memenangkan perlombaan agar nama mereka terdaftar sebagai lambang nama tahun.

Pada waktu itu, Kucing dan Tikus adalah teman baik, mereka sering makan dan tidur bersamaan. Tikus mengatakan kepada kucing bahwa dia ingin memenangkan Perlombaan ini agar nama “Tikus” dapat dijadikan lambang tahun, tetapi kesempatan untuk menang akan sangat kecil karena badannya yang kecil dan juga kemampuan berenang yang kurang baik. Kucing kemudian berkata “Karena badan kita kecil, kemampuan lari pun tidak cepat, oleh karena itu, kita harus bangun tidur lebih cepat. Si Kerbau biasanya bangun lebih pagi, kita minta si Kerbau untuk membangunkan kita pada hari perlombaan tersebut”. Si Tikus sangat senang setelah mendengarkan nasihat dari si Kucing.

Pada hari perlombaan, sebelum matahari terbit, si Kerbau pun menepati janjinya dengan membangunkan si Tikus dan si Kucing. Si Kerbau juga berbaik hati memperbolehkan si Tikus dan si Kucing untuk duduk di atas badannya. Sesampainya di pertengahan Sungai, si Tikus kemudian mendorong si Kucing jatuh ke Sungai. Karena si Kerbau hanya fokus pada pertandingan, si Kerbau pun tidak merasakan bahwa si Kucing telah jatuh ke Sungai. Pada saat hampir mendekati titik akhir perlombaan, si Tikus tiba-tiba loncat dari badan si Kerbau dan dengan sekuat tenaganya berlari menuju ke titik akhir perlombaan. Si Tikus berhasil menjadi yang pertama (1) tiba di titik akhir perlombaan. Sesaat kemudian si Kerbau tiba mendapatkan urutan ke dua (2).

Beberapa saat kemudian si Harimau pun tiba dengan badannya yang basah kuyup, tetapi hanya dapat urutan ke tiga (3). 

si Naga kemudian muncul dari langit dan menuju ke titik akhir perlombaan, tetapi tiba-tiba si Kelinci muncul dan lebih dulu mencapai titik akhir perlombaan. Sebenarnya si Kelinci juga tidak bisa berenang, si Kelinci hanya meloncat-loncat dengan menginjak badan-badan binatang di permukaan sungai yang ikut dalam perlombaan.  Si Naga terlambat karena memiliki tugas untuk memberikan hujan di daerah timur. Dengan demikian si Kelinci mendapat urutan ke empat (4) dan si Naga menduduki urutan ke lima (5).

Tak lama kemudian muncullah Kuda, Kambing, Monyet, Ayam dan Anjing yang berusaha berlari menuju ke titik akhir perlombaan. Tiba-tiba muncul seekor ular besar dari padang rumput dan menduduki urutan ke enam (6). Kuda hanya mendapat urutan ke tujuh (7).  Kambing, Monyet dan Ayam adalah binatang yang tidak bisa berenang,  mereka mencari sepotong kayu besar untuk membantu mereka menyeberang sungai tersebut. Dengan modal sepotong kayu dan saling membantu, akhirnya mereka bertiga juga mampu mencapai titik akhir perlombaan. Kambing menduduki urutan ke delapan (8), Monyet ke Sembilan (9) dan Ayam mendapatkan urutan ke sepuluh (10).

Urutan sebelas (11) diduduki oleh si Anjing. Si Anjing sebenarnya dapat tiba lebih awal, tetapi karena sifatnya yang suka bermain, si Anjing akhirnya memilih untuk mandi dan bermain air dulu sebelum meyeberang sungai.

Urutan terakhir berhasil diraih oleh siapa? Masing-masing binatang sibuk melihat sana sini dengan penasaran siapa yang akan menjadi yang terakhir ini. Tiba-tiba dengar suara Babi yang terdengar dari jauh. Semua binatang merasa aneh, Babi merupakan binatang yang paling malas beraktivitas kok berniat juga mengikuti perlombaan. Sesampainya di titik akhir, dengan suara yang terengah-engah, si Babi bertanya kepada binatang-binatang lainnya “Apakah ada Makanan enak di sini?”. Semuanya menertawakan si Babi. Tetapi dengan demikian, si Babi juga berhasil mendapat tempat di urutan ke dua belas (12) dalam perlombaan ini.

Kaisar Langit kemudian mengumumkan para pemenang perlombaan beserta dengan urutannya “1. Tikus, 2. Kerbau, 3. Harimau, 4. Kelinci, 5. Naga, 6. Ular ……”. Tiba-tiba si Kucing muncul dengan badan yang basah dan bertanya kepada Kaisar Langit, “Saya dapat urutan ke berapa?”. Kaisar Langit kemudian menjawab “anda datang terlambat, perlombaan telah selesai”.

Mendengarkan jawaban tersebut, si Kucing sangat marah dan berkata, “Ini gara-gara si Tikus, saya akan memakannya….”. Cakar si Kucing hampir saja melukai di Tikus, Kaisar Langit dengan cepat mencegah tindakan si Kucing. Dengan hati yang takut dan bersalah, si Tikus kemudian meloncat ke samping Kaisar Langit untuk meminta perlindungan.

Si Tikus memang telah menang dalam perlombaan dan menjadi nomor satu di urutan 12 shio, tetapi karena perbuatannya, si Tikus setiap saat dikuatirkan dengan tindakan balas dendam si Kucing. Setiap melihat Kucing, si Tikus pasti ketakutan dan lari menghindarinya. Pada Siang hari, si Tikus juga harus bersembunyi di Lubang kecil agar tidak jumpa dengan si Kucing. Inilah akibat dari kesalahan si Tikus terhadap si Kucing.

The post Cerita Legenda Asal Usul 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa appeared first on Dinaviriya.

Jadwal Hari Raya (Festival) Penting dalam Tradisi Tionghoa di Tahun 2014

$
0
0

Jadwal Hari besar Imlek di tahun 2014Tak terasa, Tahun 2013 telah kita lewati bersama. Sekarang telah memasuki Tahun 2014, tahun yang penuh dengan tantangan dan harapan. Bagi Warga Tionghoa, Tahun Baru Imlek yang akan jatuh pada tanggal 31 Januari 2014 ini merupakan awal dari Tahun Imlek yang ke 2565 dan juga merupakan tahun Kuda yang bersemangat.  Semoga di Tahun Kuda ini kita dapat memiliki Kesehatan yang prima dan semua Bisnis, Karir, Pendidikan, hubungan keluarga dan segala bentuk rencana dapat berjalan dengan baik serta meraih kesuksesan yang luar biasa.

Seperti biasanya, saya akan melakukan update (pembaharuan) Jadwal Hari Raya atau Festival Penting dalam Tradisi Tionghoa untuk tahun yang baru, tak terkecuali pada tahun 2014 ini. Semoga dengan adanya jadwal yang sederhana ini dapat membantu kita semua dalam melakukan perencanaan perayaan dengan baik sehingga semua acara dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Pada Tahun 2014 (Imlek 2565), terdapat dua kali bulan 9 atau bulan Kabisat 9 menurut penanggalan Kalender Imlek.  Bulan Kabisat dalam Penanggalan Imlek disebut dengan  Run Yue [闰月].

Berikut ini adalah Jadwal Hari Raya (Festival) Penting dalam Tradisi Tionghoa di Tahun 2014.

Nama Hari Raya

Mandarin (Pin Yin)

Mandarin

Tgl Imlek

 

 Tgl Kalender

Tahun Baru Imlek

Chun Jie

 春节

 01 – 01

 31 Januari 2014

Hari Raya Cap Go Meh

Yuan Xiao Jie

 元宵节

 15 – 01

 14 Febuari 2014

Hari Cheng Beng

Qing Ming Jie

 清明节

 ikut 24 Jie Qi

 05 April 2014

Hari Duan Wu

Duan Wu Jie

 端午节

 05 – 05

 02 Juni 2014

Hari Qi Xi

Qi Xi Jie

 七夕节

 07 – 07

 02 Agustus 2014

Hari Zhong Yuan

Zhong Yuan Jie

中元节

15 – 07

10 Agustus 2014

Hari Zhong Qiu

Zhong Qiu Jie

 中秋节

 15 – 08

 08 September 2014

Hari Chong Yang

Chong Yang Jie

 重阳节

 09 – 09

 02 Oktober 2014

Hari Dong Zhi

Dong Zhi Jie

 冬至节

ikut 24 Jie Qi

 22 Desember 2014

Catatan

Anda dapat meng-klik langsung Nama Hari Raya (Festival) dalam Tabel diatas untuk mengenal lebih lanjut tentang hari-hari Besar tersebut.

The post Jadwal Hari Raya (Festival) Penting dalam Tradisi Tionghoa di Tahun 2014 appeared first on Dinaviriya.

Kumpulan Kata Ungkapan/Idiom Mandarin tentang Kuda untuk Tahun Kuda 2014

$
0
0

Tahun KudaTahun Baru Imlek pada Tahun 2014 adalah tahun Kuda. Dalam Tradisi Tionghoa, Kuda melambangkan kecerdasan, kemandirian dan kebebasan. Oleh Karena itu, Tahun Kuda juga merupakan salah satu tahun yang paling disukai oleh masyarakat Tionghoa. Ungkapan atau idiom (cheng yu) bahasa Mandarin yang berkaitan dengan Kuda pun sangat banyak dan ungkapan-ungkapan tersebut yang mengandung arti positif dapat kita gunakan untuk sebagai ucapan-ucapan selamat dalam Tahun Baru Imlek Kuda ini.

Berikut ini adalah beberapa Ungkapan atau Idiom (Cheng Yu) yang mengandung arti positif dapat kita gunakan sebagai kata ucapan selamat Tahun Baru di Tahun Kuda 2014 ini.

马到成功

Mǎ dào chéng gōng

Artinya                : Mendapatkan sukses dalam waktu yang singkat dan cepat.
Keterangan     : Zaman dulu, Kuda selalu digunakan dalam peperangan sebagai alat transportasi peralatan perang dan makanan serta kereta prajurit. Dengan Kuda, waktu mencapai tujuan lebih cepat hingga kesempatan untuk menang akan semakin besar.

 

龙马精神

Lóng mǎ jīng shén

Artinya                  : semangat yang luar biasa
Keterangan     : Konon, pada zaman dulu terdapat kuda gagah yang berbentuk seperti naga, masyarakat pada waktu itu menyebutkannya Long Ma [龙马]  (Kuda Naga).

 

人强马壮

Rén qiáng mǎ zhuàng

Artinya                : memiliki team atau anggota yang kuat dan gagah berani
Keterangan     : Zaman dulu, manusia (prajurit) dan kuda merupakan faktor penting dalam suatu peperangan. JIka Prajurit dan Kuda sangat kuat, maka kesempatan untuk meraih kemenangan akan semakin besar.

 

一马当先

Yī mǎ dāng xiān
Artinya            : Maju lebih duluan daripada orang lain. Memimpin yang lainnya.

 

一马一鞍

Yī mǎ yī ān

Artinya            : selalu setia pada pasangan hidup

 

汗马功劳

Hàn mǎ gōng láo

Artinya            : Memiliki jasa dan konstribusi yang besar terhadap seseorang, perusahaan ataupun organisasi

 

万马奔腾

Wàn mǎ bēn téng

Artinya            : Suatu kegiatan yang sangat sukses dan dihadiri oleh banyak orang bagaikan puluhan ribu kuda yang berlarian di lapangan luas.

 

一马平川

Yī mǎ píng chuān

Artinya            : Perjalanan yang datar tanpa hambatan

 

马不停蹄

Mǎ bù tíng tí

Artinya            : Berjalan maju terus tanpa berhenti

 

快马加鞭

Kuài mǎ jiā biān

Artinya            : Sudah cepat ditambah cepat lagi.

 

千军万马

Qiān jūn wàn mǎ

Artinya            : Memiliki pasukan yang banyak

 

车水马龙

Chē shuǐ mǎ lóng

Artinya            : Suatu tempat yang selalu ramai dikunjungi orang.

 

Semoga Kata Ungkapan atau Idiom (Cheng Yu) mengenai Kuda diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.

Disini saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek, Semoga semua cita-cita kita tercapai, segala rencana kita dapat berjalan sesuai dengan diharapkan, mendapatkan kesehatan yang prima, keluarga harmonis dan hidup berbahagia.

The post Kumpulan Kata Ungkapan/Idiom Mandarin tentang Kuda untuk Tahun Kuda 2014 appeared first on Dinaviriya.


Kumpulan SMS Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek (Tahun Kuda 2014)

$
0
0

ucapan selamat tahun imlek kuda 2014Hari Raya Tahun Baru Imlek merupakan hari raya yang terpenting dalam Tradisi Tionghoa, karena Hari Raya Tahun Baru Imlek adalah hari yang merayakan awal permulaannya suatu penanggalan Tahun yang baru dalam Kalender Imlek. Hari Raya Tahun Baru Imlek juga menandakan berlalunya Musim Dingin dan semua warga Tionghoa menyambut dengan gembira kedatangan Musim Semi yang akan membawa harapan baru. Oleh karena itu, dalam Tradisinya warga Tionghoa, menyambut Tahun Baru Imlek harus memakai segala sesuatu yang baru, paling tidak harus diperbaharui.  Mulai dari Pakaian baru, perhiasan baru, membersihkan rumah dan bahkan memperbaharui cat rumah dengan mengecatnya ulang sehingga rumah juga tampak baru dan rapi bersih.

Dengan mengetahuinya arti dari Tahun Baru Imlek ini, kita tentu mengharapkan keluarga kita, saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita, kolega kerja kita bahkan semua orang yang berada di muka bumi ini hidup dengan bahagia, damai dan sejahtera. Agar mereka mengetahui harapan dan doa kita tersebut, maka salah satu cara yang paling sederhana dan efektif adalah mengirimkan kata-kata ucapan harapan dan selamat hari raya Tahun Baru Imlek melalui SMS, BBM (blackberry messanger), E-mail, ataupun posting di facebook dan Twitter.

Tahun 2014 adalah Tahun Kuda menurut penanggalan Kalender Imlek, maka kita dapat mengirimkan kata-kata ucapan Selamat Hari Raya Tahun Baru Imlek yang berkaitan dengan Tahun Kuda. Berikut ini saya coba share beberapa kata-kata Ucapan selamat Hari Raya Tahun Baru Imlek untuk Tahun Kuda 2014 ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

 

愿你在2014年里,365天天天开开心心,8760小时时时快快乐乐,525600分分分健健康康,31536000秒秒秒幸幸福福!

Yuàn nǐ zài 2014 nián lǐ,365 tiān tiān tiān kāi kāi xīn xīn,8760 xiǎo shí shí shí kuài kuài lè lè,525600 fēn fēn fēn jiàn jiàn kāng kāng,31536000 miǎo miǎo miǎo xìng xìng fú fú!

Semoga anda pada tahun 2014 ini, bersenang-senang 365 hari, bergembira 8760 jam, Sehat 525600 menit, berbahagia 31536000 detik.

 

马年带着喜庆来,祝福伴着开心到,愿你工作爱情双喜临门,新朋老友心心相印,财运和你纠缠不清,福运和你形影不分。祝你吉祥之年事事如意,步步高升。

Mǎ nián dài zhe xǐ qìng lái, zhù fú bàn zhe kāi xīn dào, yuàn nǐ gōng zuò ài qíng shuāng xǐ lín mén, xīn péng lǎo you xīn xīn xiāng yìn, cái yùn hé nǐ jiū chán bù qīng, fú yùn hé nǐ xíng yǐng bù fēn. Zhù nǐ jí xiáng zhī nián shì shì rú yì, bù bù gāo shēng.

Tahun Kuda membawakan kebahagian, Doaku menemani kegembiraan anda, Semoga anda mendapatkan kesuksesan dalam Pekerjaan dan Percintaan, Sahabat-sahabat selalu bersamamu, Keberuntungan selalu mengikutimu, Semoga semuanya berjalan sesuai dengan harapanmu, Karirmu terus meningkat.

 

二零一四馬年到,萬馬奔騰景壯觀。新年迎來新氣象,快馬加鞭都爭先。馬到功成事業燦,昂首闊步勇向前。願你馬年福祿壽,新年快樂闔家歡!

Èr líng yī sì mǎ nián dào, wàn mǎ bēn téng jǐng zhuàng guān. Xīn nián yíng lái xīn qì xiàng, kuài mǎ jiā biān dōu zhēng xiān. Mǎ dào gōng chéng shì yè càn, áng shǒu kuò bù yǒng xiàng qián. Yuàn nǐ mǎ nián fú lù shòu, xīn nián kuài lè hé jiā huān!

Tahun Kuda 2014 telah tiba, puluhan ribu kuda berlarian membentuk pemandangan yang luar biasa, menyambut iklim baru pada tahun baru ini, dengan kecepatan penuh merebut kemenangan dalam perlombaan. Kuda tiba karir pun sukses, melangkah maju penuh dengan keberanian. Semoga dalam tahun kuda ini anda hidup berbahagia sejahtera dan berumur panjang. Selamat Tahun baru, sekeluarga bersuka cita.

 

冬去春來年複年,花開花謝迎馬年。萬馬奔騰前程趕,事業順利無磨難。愛情美滿家和睦,闔家歡笑慶豐年。馬年到了,真誠的祝福送到你的身邊。

Dōng qù chūn lái nián fù nián, huā kāi huā xiè yíng mǎ nián. Wàn mǎ bēn téng qián chéng gǎn, shì yè shùn lì wú mó nàn. Ài qíng měi mǎn jiā hé mù, hé jiā huān xiào qìng fēng nián. Mǎ nián dào le, zhēn chéng de zhù fú sòng dào nǐ de shēn biān.

Musim dingin telah berlalu, musim semi telah tiba, kemekaran bunga menyambut tahun kuda. Puluhan ribu kuda berlarian mengejar masa depan, semoga karir anda sukses tanpa hambatan. Hubungan cinta dan keluarga yang harmonis, Sekeluarga berbahagia menyambut tahun yang penuh dengan kesejahteraan. Tahun Kuda telah tiba, dengan tulus hati saya mengirimkan doa-doaku ini kepadamu

 

炮竹聲聲馬年到,萬家燈火歡聲高。全家舉杯齊慶祝,團圓宴餐老輩笑。生活富裕別墅住,工資獎金分紅高。祝馬年康泰!

Pào zhú shēng shēng mǎ nián dào, wàn jiā dēng huǒ huān shēng gāo. Quán jiā jǔ bēi qí qìng zhù, tuán yuán yàn cān lǎo bèi xiào. Shēng huó fù yù bié shù zhù, gōng zī jiǎng jīn fēn hóng gāo. Zhù mǎ nián kāng tài!

Suara-suara petasan menyambut kedatangan tahun Kuda, rumah-rumah pun dihiasi dengan Lampu yang terang benderang. Sekeluarga berbahagia kumpul bersama. Hidup makmur tinggal di Villa yang mewah, Mendapatkan Gaji dan bonus setinggi-tingginya. Semoga anda sehat sejahtera di Tahun Kuda ini.

 

新年来到喜临门,送你一只聚宝盆,装书装本装学问,装金装银装财神,装了健康装事业,装了朋友装亲人,时时刻刻都幸福,平平安安交鸿运

Xīn nián lái dào xǐ lín mén, sòng nǐ yī zhǐ jù bǎo pén, zhuāng shū zhuāng běn zhuāng xué wèn, zhuāng jīn zhuāng yín zhuāng cái shén, zhuāng le jiàn kāng zhuāng shìyè, zhuāng le péng yǒu zhuāng qīn rén, shí shí kè kè dōu xìng fú, píng píng ān’ān jiāo hóng yùn

Tahun baru yang berbahagia telah tiba di depan pintu, saya berikanmu sebuah ember harta, diisi penuh dengan buku untuk ilmu pengetahuan, diisi penuh dengan emas dan juga Dewa Rezeki, diisi penuh dengan Kesehatan dan Karir, diisi penuh dengan sahabat dan saudara, semoga berbahagia setiap saat, beruntung serta damai sejahtera.

The post Kumpulan SMS Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek (Tahun Kuda 2014) appeared first on Dinaviriya.

Kumpulan Ucapan Selamat Hari Valentine dalam Mandarin (Pinyin dan arti)

$
0
0

Kumpulan Ucapan Selamat Hari Valentine dalam mandarinSetiap Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai Hari Valentine. Hari Valentine atau Valentine’s day dalam bahasa Mandarin disebut dengan “Qing Ren Jie [情人节]” adalah hari yang penuh dengan kasih sayang dimana para kekasih saling mengungkapkan rasa cintanya. Banyak juga diantara mereka yang sulit untuk mengungkapkan rasa cintanya dengan cara bertatap muka, maka mengirimkan pesan singkat seperti BBM (Blackberry Messanger), SMS, Whatsapp, ataupun Email merupakan pilihan terbaik. Oleh karena itu, saya mencoba berbagi beberapa kalimat ataupun kata-kata ucapan selamat Hari Valentine yang dapat digunakan untuk mengungkapkan isi hatinya. Semoga bermanfaat….

Kata-kata Romantis untuk Hari Valentine

Berikut ini adalah beberapa kalimat atau kata-kata Romantis untuk ucapan Selamat Hari Valentine dalam bahasa Mandarin yang disertakan Pinyin dan artinya.

 

我一颗爱心,全部献给你; 我付出关心,都是为了你; 我对人贴心,那人就是你。2.14情人节,亲爱的,愿我的爱能让你时时顺心,天天开心,永远舒心!
Wǒ yī kē ài xīn, quán bù xiàn gěi nǐ; wǒ fù chū guān xīn, dōu shì wèi le nǐ; wǒ duì rén tiēxīn, nà rén jiù shì nǐ. 2.14 Qíng rén jié, qīn’ài de, yuàn wǒ de ài néng ràng nǐ shíshí shun xīn, tiān tiān kāi xīn, yǒng yuǎn shū xīn!
Hatiku telah sepenuhnya kuberikan kepadamu; Kasih sayangku hanyalah untukmu; Kepedulianku hanyalah untukmu. 2.14 hari Valentine, kasihku, Semoga cintaku dapat membahagiakanmu, Setiap hari bergembira, Hidup dalam kenyamanan untuk selama-lamanya.

 

用真情作词,用真心谱曲,用我们的真爱共创一首爱情的恋歌;用爱做笔,用情做墨,在生活的画卷上写下“永不分离; 用我全部的爱意发出这条爱的短信,祝您情人节快乐。
Yòng zhēn qíng zuò cí, yòng zhēn xīn pǔ qǔ, yòng wǒ men de zhēn’ài gòng chuàng yī shǒu ài qíng de liàn gē; yòng ài zuò bǐ, yòng qíng zuò mò, zài shēng huó de huà juàn shàng xiě xià “yǒng bù fēn lí”; yòng wǒ quán bù De ài yì fā chū zhè tiáo ài de duǎn xìn, zhù nín qíng rén jié kuài lè.
Dengan Rasa Cinta yang murni untuk menulis lirik lagu ini, Dengan Ketulusan hatiku dalam menuliskan musik lagu ini,  Bersama-sama dengan cinta sejati kita untuk menciptakan Lagu Cinta ini. Dengan menggunakan Cinta sebagai Pena, Kasih sebagai Tinta, bersama-sama kita menggambarkan karakter “Tidak akan berpisah selama-lamanya” dalam kehidupan kita, Dengan penuh rasa cinta, saya mengirimkan pesan singkat ini, Selamat Hari Valentine.

 

爱是一种缘分,爱是一份感动,爱是一种担当,爱是一种习惯,爱是一种包容,爱是一种牺牲,爱是一种体谅,爱是一种珍惜,爱是一辈子的承诺,爱你的誓言永不沉没,情人节快乐!
Ài shì yī zhǒng yuán fèn, ài shì yī fèn gǎn dòng, ài shì yī zhǒng dān dāng, ài shì yī zhǒng xí guàn, ài shì yī zhǒng bāo róng, ài shì yī zhǒng xī shēng, ài shì yī zhǒng tǐ liàng, ài shì yī zhǒng zhēn xī, ài shì Yī bèi zi de chéng nuò, ài nǐ de shì yán yǒng bù chén mò, qíng rén jié kuài lè!
Cinta adalah Takdir, Cinta adalah rasa tersentuh, Cinta adalah Tanggung Jawab, Cinta adalah suatu Kebiasaan, Cinta adalah saling memahami, Cinta adalah Pengorbanan, Cinta adalah saling mengerti, Cinta adalah saling menghargai, Cinta adalah suatu Janji, Janji Cintaku kepadamu tidak akan tenggelam, Selamat Hari Valentine!

 

爱你是我一生无悔的决定,漫天星星都是我注视你的眼睛。无论结局如何,我都知道:此生最爱是你!情人节快乐!
Ài nǐ shì wǒ yī shēng wú huǐ de jué dìng, màn tiān xīng xīng dōu shì wǒ zhù shì nǐ de yǎn jīng. Wú lùn jié jú rú hé, wǒ dū zhī dào: Cǐ shēng zuì ài shì nǐ! Qíng rén jié kuài lè!
Saya tidak akan pernah menyesal atas keputusanku untuk mencintaimu, Bintang-bintang di langit adalah perhatianku kepadamu. Tidak peduli apa akan terjadi, Saya tahu : Seumur hidupku hanya kamu saya cintai! Selamat Hari Valentine!

 

花有多香,只有闻了才知道;山有多高,只有登过才知晓;河有多深,只有下过才明了;你有多好,只有我知道。亲爱的,情人节快乐!
Huā yǒu duō xiāng, zhǐ yǒu wénle cái zhī dào; shān yǒu duō gāo, zhǐ yǒu dēng guò cái zhī xiǎo; hé yǒu duō shēn, zhǐ yǒu xià guò cái míng liǎo; nǐ yǒu duō hǎo, zhǐ yǒu wǒ zhī dào. Qīn’ài de, qíng rén jié kuài lè!
Seberapa wanginya bunga, diciumi baru mengetahuinya; seberapa tingginya gunung, setelah didaki baru mengetahuinya; seberapa dalamnya sungai, diselami baru mengetahuinya; seberapa baiknya kamu, hanyalah saya yang mengetahuinya. Kasihku, Selamat Hari Valentine!

 

浪漫的情人节到了,还记得我们的许诺吗?愿与你共度今生,爱到永远!
Làng màn de qíng rén jié dào le, hái jì de wǒ men de xǔ nuò ma? Yuàn yǔ nǐ gong dù jīn shēng, ài dào yǒng yuǎn!
Hari Valentine yang Romantis telah tiba, Masih ingatkah janji kita? Ingin Bersamamu menempuh jalan hidup ini, Cintaku yang abadi kepadamu!

 

关于相遇有一种解释叫缘分,关于生命有一个信念称轮回,如果真有轮回,我希望每一次生命中都能遇见你!情人节快乐。
Guān yú xiāng yù yǒu yī zhǒng jiě shì jiào yuán fèn, guān yú shēng mìng yǒu yī gè xìn niàn chēng lún huí, rú guǒ zhēn yǒu lún huí, wǒ xī wàng měi yī cì shēng mìng zhòng dōu néng yù jiàn nǐ! Qíng rén jié kuài lè.
Salah satu penjelasan mengenai Pertemuan adalah adanya Takdir, Salah satu kepercayaan adalah kelahiran kembali,  Jika benar-benar ada kelahiran kembali, saya mengharapkan setiap kehidupanku dapat bertemu denganmu. Selamat Hari Valentine!

Selamat Hari Valentine !

情人节快了!

The post Kumpulan Ucapan Selamat Hari Valentine dalam Mandarin (Pinyin dan arti) appeared first on Dinaviriya.

Asal-usul Nama-nama Dinasti Kerajaan di China

$
0
0

Dinasti-dinasti kerajaan di ChinaSetiap Dinasti yang pernah berkuasa di China memiliki nama-namanya yang berbeda-beda, seperti Dinasti pertama China yakni Dinasti Xia kemudian Dinasti Shang, Dinasti Zhou, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Jin, Dinasti Sui, Dinasti Tang, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming hingga Dinasti terakhir Dinasti Qing. Setiap Nama atau sebutan Dinasti tersebut memiliki asal usul ataupun artinya masing-masing.

Nama-nama Dinasti Kerajaan di China

Berikut ini adalah Asal usul Nama-nama Dinasti Kerajaan dalam Sejarah China :

Dinasti Xia [夏]

Yu [禹] (Kaisar pertama Dinasti Xia) pernah dianugrahi sebagai gelar Bangsawan Xia [夏伯] sehingga nama Dinasti yang didirikannya disebut dengan Dinasti Xia [夏]

 

Dinasti Shang [商]

Leluhur Shang yang bernama Qi [契] berjasa saat membantu Yu [禹] dalam mengatasi banjir, Qi [契] kemudian diberikan wilayah “Shang” sebagai wilayah kekuasaannya. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Shang tersebut kemudian disebut dengan Suku Shang. Tang [汤] yang berasal dari Suku Shang ini kemudian menggulingkan pemerintahan Dinasti Xia dan menamakan Dinasti barunya sebagai Dinasti Shang

 

Dinasti Zhou [周]

Leluhur Suku Zhou sebelumnya belum memiliki konsep “Zhou” sebagai nama sukunya. Tetapi setelah Kepala Sukunya yang bernama Gu Gong Dan Fu [古公亶父] memindahkan Suku tersebut ke Tanah “Zhou [周]” bagian Selatan Dinasti Shang (Sekarang di Gunung Qishan, Provinsi Shanxi, China), mereka mulai menggunakan Zhou sebagai Nama Sukunya. Raja Zhou Wu Wang kemudian berhasil menggulingkan Dinasti Shang dan mendirikan Dinasti Zhou.

 

Dinasti Qin [秦]

Leluhur Qin yang bernama Fei Zi [非子] merupakan seorang peternak Kuda Kerajaan di Dinasti Zhou. Karena keahlian dalam memelihara Kuda, Kaisar Zhou Xiao Wang kemudian menganugerahi Marga “Ying [嬴]” dan memberikan sebuah wilayah Qin kepadanya. Raja Qin yang bernama Yin Zheng berhasil menaklukan 6 negara adipati lainnya dan mempersatukan kembali daratan China serta membentuk Dinasti baru yang bernama Dinasti Qin.

 

Dinasti Han [汉]

Liu Bang dinobatkan sebagai Raja Han oleh Xiang Yu (Raja Chu Ba Wang) pada saat persekutuan melawan Dinasti Qin. Setelah Dinasti Qin digulingkan, Liu Bang kemudian mengalahkan Xiang Yu dan berhasil mempersatukan kembali daratan China dengan mendirikan Dinasti Baru yang bernama Dinasti Han.

 

Masa Tiga Negara Kerajaan (Samkok) [三国]

Di masa akhir-akhirnya Dinasti Han, terjadi perpecahan dan perang saudara antar Negara Adipati yang saling merebut kekuasaan. Dimana saat itu terdapat 3 kekuasaan besar yang berhasil menaklukan Negara-negara adipati lainnya sehingga membentuk 3 Negara Kerajaan dan masing-masing pemimpin menobatkan dirinya menjadi Kaisar di wilayah kekuasaan mereka. Masa tersebut dikenal dengan Masa Tiga Negara Kerajaan atau masa SAMKOK.

Kerajaan Wei [魏]

Cao Cao dinobatkan sebagai Raja Wei oleh Kaisar Han Xian Di. Setelah Cao Cao meninggal, anaknya Cao Pi kemudian naik tahta sebagai Raja Wei menggantikan ayahnya. Setahun sebagai Raja, Cao Pi memaksa mundur Kaisar Han dan mendirikan Negara Kerajaan Wei dan menobatkan dirinya sebagai Kaisar

Kerajaan Shu [蜀]

Yang dimaksud dengan Shu [蜀] adalah daerah Si Chuan yang pada masa Samkok (Tiga Kerajaan), daerah tersebut merupakan daerah kekuasaan Liu Bei. Liu Bei kemudian mendirikan Negara Kerajaan Shu dan menobatkan dirinya sebagai Kaisar. Kerajaan barunya dinamai dengan Negara Kerajaan Shu.

Kerajaan Wu [吴]

Wilayah Kekuasaan Sun Quan adalah sekitar daerah hilir sungai Chang Jiang [长江]. Dalam sejarah sebelum Masa Samkok, daerah tersebut merupakan Kerajaan Wu. Oleh karena itu, Sun Quan dinobatkan sebagai Raja Wu.

 

Dinasti Jin [晋]

Sima Zhao [司马昭] memaksa Kaisar Wei memberikannya gelar bangsawan “Jin Gong [晋公]”. Setelah berhasil menaklukan Negara Kerajaan Shu, Sima Zhao dipromosi menjadi Raja Jin. Setelah Sima Zhao wafat, Sima Yan [司马炎] kemudian menggantikan ayahnya menjadi Raja Jin dan memaksa Kaisar Wei untuk mundur dari kursi kekaisarannya. Sima Yan kemudian menobatkan dirinya menjadi Kaisar dan memberikan nama Dinasti barunya menjadi Dinasti Jin.

 

Dinasti Sui [隋]

Ayah Kaisar Sui Wen Di [隋文帝] yang bernama Yang Zhong [杨忠] pernah dianugerahi gelar bangsawan “Sui Guo Gong [随国公]” oleh Raja Zhou Utara. Setelah berhasil menggulingkan Kerajaan Zhou Utara, Kaisar Sui Wen Di kemudian menggunakan gelar tersebut sebagai Dinasti barunya yaitu Dinasti Sui [隋]. Perhatikan Tulisan Sui [随] di Sui Guo Gong dan Tulisan Sui [隋] di Dinasti Sui, kedua Tulisan “Sui” tersebut memiliki perbedaan. Tulisan “Sui” di gelar Sui Guo Gong memiliki arti “Jalan” dan menurut Kaisar Sui Wen Di, Tulisan tersebut tidak bernilai positif. Oleh karena itu, Tulisan Sui tersebut diganti menjadi Sui [隋] sebagai nama Dinasti barunya.

 

Dinasti Tang [唐]

Kakek Li Yuan [李渊] (Kaisar pertama Dinasti Tang) yang bernama Li Hu [李虎] pernah dianugerahi gelar bangsawan “Tang Guo Gong [唐国公]”.  Li Yuan kemudian memberontak melawan Dinasti Sui yang kejam. Li Yuan dalam pemberontakan tersebut mengakui dirinya sebagai Raja Tang. Setalah mengalahkan Dinasti Sui, Li Yuan mendirikan Dinasti baru dengan Nama Dinasti Tang.

 

Dinasti Song [宋]

Kaisar Zhou lanjutan yang bernama Zhou Gong Di [周恭帝] mengangkat Zhao Kuang Yin [赵匡胤] sebagai Gui De Jie Du Shi [归德节度使] atau setingkat dengan Gubernur. Pasukan Militer Gui De bermarkas di Propinsi Song (sekarang di Shang Qiu, Propinsi Henan). Setelah berhasil menggulingkan Dinasti Zhou Lanjutan, Zhao Kuang Yin kemudian menobatkan dirinya menjadi kaisar dan menyebutkan Dinasti barunya sebagai Dinasti Song.

 

Dinasti Yuan [元]

Berdasarkan buku sejarah “Yuan Shi [元史]”, nama Yuan ditetapkan oleh Kubilai atau Yuan Shi Zu [元世祖]. Nama tersebut diambil dari salah satu ayat dalam kitab Yi Jing [易经] yaitu  “大哉乾元 (Dà zāi gān yuán)”. Kata Yuan tesebut memiliki arti Besar dan Pertama.

 

Dinasti Ming [明]

Zhu Yuan Zhang [朱元璋] adalah salah satu pemimpin dalam pemberontakan melawan kekuasaan Dinasti Yuan. Pasukan Zhu Yuan Zhang tersebut berasal dari kekuatan Guo Zi Xing [郭子兴] yang merupakan anggota dari kelompok “Bai Lian Jiao [白莲教]”. Bai Lian Jiao menggunakan Slogan “黑暗即将过去,光明将要到来” atau “Kegelapan akan lenyap, Sinar Terang akan segera tiba”. Oleh Karena itu, Bai Lian Jiao juga disebut dengan Guang Ming Jiao [光明教] (Agama Penerang). Pemimpin Kelompok Bai Lian Jiao mengakui diri sebagai Raja Ming atau Raja Penerang. Zhu Yuan Zhang juga merupakan penganut agama Bai Lian Jiao. Dengan demikian setelah berhasil menggulingkan Dinasti Yuan, Zhu Yuan Zhang mendirikan Dinasti Baru dengan nama Dinasti Ming.

 

Dinasti Qing [清]

Suku Manchuria [满族] adalah bagian dari Suku Nu Zhen [女真]. Suku Nu Zhen pada saat Dinasti Song mendirikan Negara Jin [金国]. Pada akhir-akhir Dinasti Ming, Suku Nu Zhen mulai bangkit dan menguat sehingga mereka mendirikan Negara Jin Lanjutan [后金]. Untuk memperbesar wilayah kekuasaannya, Negara Jin Lanjutan kemudian memutuskan hubungan dengan Dinasti Ming. Qing Tai Zu [清太宗] kemdian menggantikan Nu Zhen menjadi Manchu [满州] dan juga menggantikan nama Negaranya Jin [金] menjadi Qing [清]. Menurut beberapa Sejarawan, tujuan pergantian nama Jin menjadi Qing adalah untuk menghindari  kontradiksi yang tajam.

The post Asal-usul Nama-nama Dinasti Kerajaan di China appeared first on Dinaviriya.

Penjelasan dan Arti Tulisan Mandarin dalam Kalender Imlek

$
0
0

penjelasan kalender imlekKalender Tradisional Imlek yang berisikan berbagai macam informasi penting didalamnya disebut juga dengan “Huang Li [黄历] (Kalender Huang)” atau “Huang Li [皇历] (Kalender Kerajaan)”.  Sebutan Kalender Huang (Huang Li [黄历]) memiliki arti bahwa Kalender Imlek adalah Kalender yang diciptakan sejak Zaman Huang Ti (Leluhur Orang Tionghoa). Sedangkan yang dimaksud dengan Kalender Kerajaan (Huang Li [皇历]) karena pada zaman dulu yang berwewenang untuk menerbitkan Kalender Imlek (Huang Li [皇历]) tersebut adalah pihak kerajaan yang berkuasa saat itu.

Informasi-informasi yang terdapat di Kalender Tradisional Imlek (Huang Li) diantaranya informasi tentang penanggalan kalender Internasional (Tahun, Bulan, Tanggal, Hari), Penanggalan Imlek (Tahun, Bulan, Tanggal dan Waktu), hari-hari besar Imlek, Waktu baik dan waktu tidak baik dalam melakukan sesuatu, Hal-hal yang dapat dilakukan dan hal-hal yang perlu dihindari pada hari yang besangkutan, 24 Iklim dan Cuaca (24 Jie Qi) serta informasi-informasi penting lainnya.

Saat ini, Kalender Tradisional Imlek banyak yang dicetak dari China, Hongkong dan Taiwan sehingga rata-rata tulisannya adalah dalam bahasa Mandarin. Untuk lebih mengerti mengenai penggunakan Kalender Imlek ini, Saya coba untuk melakukan penjelasan secara singkat mengenai Informasi-informasi dalam Kalender Tradisional Imlek ini .

Berikut ini adalah beberapa informasi dasar yang sering ditemukan dalam suatu kalender Imlek :Arti tulisan mandarin dalam Kalender Imlek

Keterangan :

Nomor 1 :
Tahun dan Bulan pada penanggalan Kalender Internasional / Masehi

Nomor 2 :
Tanggal pada penanggalan Kalender Internasional / Masehi

Nomor 3 : 
Hari pada penanggalan Kalender Internasional / Masehi

Nomor 4 : 
Tahun, Bulan dan Tanggal pada penanggalan Kalender Imlek
Contoh : 农历甲午年正月小 [Nóng lì jiǎ wǔ nián zhēng yuè xiǎo]
Artinya : Imlek, Tahun Jia Wu (Sebutan Tahun), Bulan Satu, bulan kecil.
Yang dimaksud dengan bulan kecil (xiao yue [小月]) adalah bulan yang hanya memiliki 29 hari, sedangkan bulan besar (da yue [大月]) adalah bulan yang memiliki 30 hari.

Nomor 5 :
Waktu yang baik [吉] dan waktu yang tidak baik [凶]

Nama Waktu

Jam

子  [Zi]

23.00 – 01.00

丑  [Chǒu]

01.00 – 03.00

寅 [Yín]

03.00 – 05.00

卯 [Mǎo]

05.00 – 07.00

辰 [Chén]

07.00 – 09.00

巳 [Sì]

09.00 – 11.00

午 [Wǔ]

11.00 – 13.00

未 [Wèi]

13.00 – 15.00

申 [Shēn]

15.00 – 17.00

酉 [Yǒu]

17.00 – 19.00

戌 [Xū]

19.00 – 21.00

亥 [Hài]

21.00 – 23.00

 

Nomor 6 :
Tulisan Yi [宜] menunjukkan hal-hal yang cocok dan dapat dikerjakan pada hari yang bersangkutan

Nomor 7 :
Tulisan Ji [忌] menunjukkan hal-hal yang perlu dihindari pada hari yang bersangkutan.

The post Penjelasan dan Arti Tulisan Mandarin dalam Kalender Imlek appeared first on Dinaviriya.

Daftar Kaisar-kaisar Dinasti Ming dalam Sejarah China

$
0
0

Dinasti MingDinasti Ming [明朝] (baca : Ming Chao) adalah Dinasti yang didirikan oleh Zhu Yuan Zhang [朱元璋] setelah menggulingkan pemerintahan Dinasti Yuan yang dibentuk oleh Suku Mongol. Dinasti Ming yang memerintah China selama 277 tahun (Tahun 1368 ~ 1644) memiliki 16 Kaisar yang akhirnya diruntuhkan oleh Suku Manchuria dengan membentuk Dinasti baru yaitu Dinasti Qing.

 

16 Kaisar Dinasti Ming China

Berikut ini adalah Daftar urutan Kaisar-kaisar Dinasti Ming yang pernah berkuasa dalam sejarah China  :

Kaisar Ming Tai Zu  [明太祖]

Nama asli                             : Zhu Yuan Zhang [朱元璋]
Nama Era                             : Hong Wu [洪武]
Tahun Kelahiran               : 1328
Masa Pemerintahan        : 1368 – 1398 (31 tahun)
Wafat pada usia 71 Tahun di Nan Jing
Merupakan Pendiri Dinasti Ming (Kaisar Pertama Dinasti Ming) dan menetapkan Nan Jing [南京] sebagai Ibukota Dinasti Ming.

Kaisar Ming Hui Di  [明惠帝]

Nama asli                             : Zhu Yun Wen [朱允炆]
Nama Era                             : Jian Wen [建文]
Tahun Kelahiran               : 1377
Masa Pemerintahan        : 1398 – 1402 (5 tahun)
Merupakan cucu dari Kaisar Ming Tai Zu. Setelah naik tahta, Kaisar Ming Hui Di melakukan pembasmian terhadap Raja-raja Negara Adipati sehingga Raja Yan yang juga pamannya sendiri melakukan pemberontakan yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Kaisar Ming Hui Di. Keberadaan Kaisar Ming Hui Di tidak memiliki kejelasan, ada yang mengatakan telah meninggal dunia akibat kebakaran di Istana, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Kaisar Ming Hui Di menyembunyikan diri untuk menghindari pencarian Raja Yan yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar Ming Cheng Zu.

Kaisar Ming Cheng Zu  [明成祖]

Nama asli                             : Zhu Di [朱棣]
Nama Era                             : Yong Le [永乐]
Tahun Kelahiran               : 1360
Masa Pemerintahan        : 1402 – 1424 (23 tahun)
Wafat pada usia 65 Tahun di Bei Jing
Merupakan Kaisar ketiga Dinasti Ming. Kaisar Ming Cheng Zu berhasil merebut kekuasaan dari keponakannya Kaisar Ming Hui Di dalam pemberontakan “Jing Nan [靖难]”. Kaisar Ming Cheng Zu kemudian memindahkan Ibukota Dinasti Ming dari Nan Jing ke Bei Jing.

Kaisar Ming Ren Zong [明仁宗]

Nama asli                             : Zhu Gao Zhi [朱高炽]
Nama Era                             : Hong Xi [洪熙]
Tahun Kelahiran               : 1378
Masa Pemerintahan        : 1424 – 1425 (1 tahun)
Wafat pada usia 48 Tahun

Kaisar Ming Xuan Zong [明宣宗]

Nama asli                             : Zhu Zhan Ji [朱瞻基]
Nama Era                             : Xuan De [宣德]
Tahun Kelahiran               : 1398
Masa Pemerintahan        : 1425 – 1435 (11 tahun)
Wafat pada usia 38 Tahun

Kaisar Ming Ying Zong [明英宗]

Nama asli                             : Zhu Qi Zhen [朱祁镇]
Nama Era                             : Zheng Tong [正统] dan Tian Shun [天顺]
Tahun Kelahiran               : 1427
Masa Pemerintahan        : 1435 – 1449 dan 1457 – 1464 (23 tahun)
Wafat pada usia 38 Tahun
Kaisar Ming Ying Zong ditawan oleh Suku Wala yang melakukan Invasi terhadap perbatasan Dinasti Ming. Dalam sejarah, peristiwa tersebut dikenal dengan “Tu Mu Zhi Bian  [土木之变]”. Suku Wala kemudian melepaskan Kaisar Ming Ying Zong pada tahun 1450. Pada tahun 1457, Kaisar Ming Ying Zong kembali naik tahta menjadi Kaisar.

Kaisar Ming Jing Di [明景帝]

Nama asli                             : Zhu Qi Yu [朱祁钰]
Nama Era                             : Jing Tai [景泰]
Tahun Kelahiran               : 1428
Masa Pemerintahan        : 1449 – 1457 (9 tahun)
Wafat pada usia 30 Tahun.
Kaisar Ming Jing Zong mengambil alih tahta kekaisaran setelah kakaknya ditawan oleh Suku Wala. Kaisar Ming Jing Zong mengembalikan tahta kekaisaran kepada Kaisar Ming Ying Zong pada tahun 1457.

Kaisar Ming Xian Zong [明宪宗]

Nama asli                             : Zhu Jian Shen [朱见深]
Nama Era                             : Cheng Hua [成化]
Tahun Kelahiran               : 1447
Masa Pemerintahan        : 1464 – 1487 (24 tahun)
Wafat pada usia 41 Tahun.

Kaisar Ming Xiao Zong [明孝宗]

Nama asli                             : Zhu You Tang [朱佑樘]
Nama Era                             : Hong Zhi [弘治]
Tahun Kelahiran               : 1470
Masa Pemerintahan        : 1487 – 1505 (19 tahun)
Wafat pada usia 36 Tahun.

Kaisar Ming Wu Zong [明武宗]

Nama asli                             : Zhu You Tang [朱厚照]
Nama Era                             : Zheng De [正德]
Tahun Kelahiran               : 1491
Masa Pemerintahan        : 1505 – 1521 (17 tahun)
Wafat pada usia 31 Tahun.

Kaisar Ming Shi Zong [明世宗]

Nama asli                             : Zhu Hou Cong [朱厚璁]
Nama Era                             : Jia Jing [嘉靖]
Tahun Kelahiran               : 1507
Masa Pemerintahan        : 1521 – 1566 (46 tahun)
Wafat pada usia 60 Tahun.

Kaisar Ming Mu Zong [明穆宗]

Nama asli                             : Zhu Zai Gou [朱载垢]
Nama Era                             : Long Qing [隆庆]
Tahun Kelahiran               : 1537
Masa Pemerintahan        : 1566 – 1572 (7 tahun)
Wafat pada usia 36 Tahun.
Kaisar Ming Mu Zong adalah anak ketiga dari Kaisar Ming Shi Zong.

Kaisar Ming Shen Zong [明神宗]

Nama asli                             : Zhu Yi Jun [朱翊钧]
Nama Era                             : Wan Li [万历]
Tahun Kelahiran               : 1563
Masa Pemerintahan        : 1572 – 1620 (48 tahun)
Wafat pada usia 58 Tahun.
Kaisar Ming Shen Zong merupakan anak ketiga dari Kaisar Ming Mu Zong.

Kaisar Ming Guang Zong [明光宗]

Nama asli                             : Zhu Chang Luo [朱常洛]
Nama Era                             : Tai Chang [泰昌]
Tahun Kelahiran               : 1582
Masa Pemerintahan        : 1620 (1 bulan)
Wafat pada usia 39 Tahun.
Kaisar Ming Shen Zong adalah anak pertama dari Kaisar Ming Shen Zong. Jatuh sakit pada hari naik tahta, sebulan kemudian meninggal dunia.

Kaisar Ming Xi Zong [明熹宗]

Nama asli                             : Zhu You Xiao [朱由校]
Nama Era                             : Tian Qi [天启]
Tahun Kelahiran               : 1605
Masa Pemerintahan        : 1620 – 1627 (8 Tahun)
Wafat pada usia 23 Tahun.
Kaisar Ming Xi Zong adalah anak pertama dari Kaisar Ming Guang Zong.

Kaisar Ming Shi Zong [明思宗]

Nama asli                             : Zhu You Jian [朱由检]
Nama Era                             : Chong Zhen [崇祯]
Tahun Kelahiran               : 1610
Masa Pemerintahan        : 1627 – 1644 (17 Tahun)
Wafat pada usia 35 Tahun.
Kaisar Ming Shi Zong adalah anak kelima dari Kaisar Ming Guang Zong dan merupakan Kaisar yang terakhir dari Dinasti Ming.

The post Daftar Kaisar-kaisar Dinasti Ming dalam Sejarah China appeared first on Dinaviriya.

Viewing all 269 articles
Browse latest View live